News

Indonesian Big Band tribute to Ismail Marzuki

tohpati-big-bandSebuah Konser dengan judul Indonesia Big Band Concert “A Tribute To Ismail Marzuki” didukung oleh Tohpati Big Band, Baim, Andien, Rieka Roslan, Rio Febrian, Kris Biantoro dan Gatot Soenjoto akan digelar pada hari Jumat tanggal 23 Januari 2009 mendatang. Bertempat di Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI), Jl. HR. Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan.

Acara yang dijadwalkan dimulai pukul 20.00 wib ini mematok tiket masuk sebesar Rp. 300.000,-/orang (termasuk FREE cocktail) dan mulai dapat dipesan via WartaJazz Ticket Box di nomor telepon 021-8310769 atau email ke sales@wartajazz.net

***

Sekilas Ismail Marzuki

Ismail Marzuki kelahiran kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914 ini menciptakan sekitar 250 lagu. Sejak tahun 1930-an hingga 1950-an, Ia menciptakan sekitar dua ratus lima puluh lagu dengan berbagai tema dan jenis aliran musik yang memesona. Hingga saat ini, lagu-lagu karyanya yang abadi masih dikenang dan terus berkumandang di masyarakat. Dalam dunia seni musik Indonesia, kehadiran putra Betawi ini mewarnai sejarah dan dinamika pasang surutnya musik Indonesia. Pada tahun 1931, Maing– sapaan akrab Ismail Marzuki– memulai menciptakan lagu O Sarinah yang menggambarkan suatu kondisi kehidupan bangsa yang tertindas. Lagu-lagu ciptaannya antara lain Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan tahun 1944, Gugur Bunga (1945), Halo-Halo Bandung (1946), Selendang Sutera (1946), Sepasang Mata Bola (1946), dan Melati di Tapal Batas (1947). Sebagai komponis, Ismail Marzuki dikenal produktif dan pandai melahirkan karya-karya yang mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat. Dalam bermusik, dia mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema. Keterpesonaan Ismail Marzuki pada sisi-sisi romantisme masa perjuangan melahirkan lagu-lagu bertema cinta dan perjuangan. Meski lagu-lagu karyanya tampak sederhana, syairnya sangat kuat, melodius, dan punya nilai keabadian.

Komponis pelopor yang wafat 25 Mei 1958, ini telah melahirkan lagu-lagu kepahlawanan, yang menggugah jiwa nasionalisme. Maestro musik ini menyandang predikat komponis pejuang legendaris Indonesia. Komponis pejuang dan maestro musik legendaris ini dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI, dalam rangkaian Hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Ia dikenal sebagai pejuang dan tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat membela kemerdekaan.

***

Cara Pemesanan Tiket via WartaJazz.com:

  • Pembeli mengirimkan informasi nama pemesan, no telpon, jumlah tiket, dan mengirimkannya ke sales@wartajazz.net atau pesan melalui telpon di 021-8310769
  • Pemesan lewat email/telepon dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari setelah pemesanan harus melakukan transfer uang ke BCA KCP Tebet Barat 2 dengan nomor rekening : 627-006-3339 atas nama Agus Setiawan B.
  • Setelah melakukan transfer, pemesan akan mendapatkan nomor kode KONFIRMASI via email.
  • Tiket ASLI dapat diambil di tempat pertunjukan dengan menunjukkan nomor registrasi dan atau bukti transfer/kwitansi dan nomor kode KONFIRMASI sertaidentitas yang sesuai dengan pesanan yang telah dikirimkan

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker