Ligro Trio dan Donny Suhendra beserta Projectnya akan tampil di sebuah acara yang diberi tajuk Serambi Jazz. Ligro Trio adalah kelompok yang mengusung jazz rock terdiri dari Gusti Hendy (pemain drum yang juga bermain untuk band pop GIGI), Adi Dharmawan (bass), Agam Hamzah (guitar). Sedang pemain gitar Donny Suhendra akan hadir bersama Demas Narawangsa (drum), Kristian Dharma (bass), dan menampilkan seorang pemain keyboard yang lama bermain bersamanya di kelompok lawas d’Marszyo Bandung, Samuel A.Budiono. Donny Suhendra Project juga akan menampilkan potensi seorang vokalis baru, Hans Bartell. Kedua grup akan menampilkan komposisi-komposisi dari album baru mereka, repacked “Disini Ada Kehidupan” dan “Dictionary I” Ligro.
Serambi Jazz adalah sebuah serial konser jazz digagas oleh pianis dan komposer Riza Arshad berserta Goethe Institut Jakarta. Kegiatan ini merupakan usaha untuk menciptakan ruang yang terkontrol agar musik jazz dapat lebih masuk ke ruang publik. Akses ini menjembatani para pelaku, penikmat dan hubungan keduanya di dalam satu wadah yang terkonsentrasi agar daya serap terhadap musik jazz dan perkembangannya dapat berjalan dengan baik.
Negara Jerman sebagai salah satu negara di Eropa di mana jazz lama digauli, tumbuh dan berkembang dengan mengasimilasi akar budaya musik. Sehingga muncul istilah musik ECM – yang berasal dari sebuah perusahaan rekaman musik – yang melahirkan generasi musisi baru dan besar sumbangsihnya pada perkembangan musik jazz di Eropa dan dunia. Hal demikian terjadi juga di Indonesia, dimana musik ini dikenal dan berkembang melalui pergaulan antar generasi musisi. Meski belum banyak, tapi kesadaran untuk melakukan asimilasi itu mulai dikenal dan tumbuh.
Indonesia dan Jerman mempunyai pertalian sejarah musik jazz sejak pertengahan 1960-an. Saat itu kritikus jazz Jerman Joachim Berendt bertandang ke Jakarta dan bertemu dengan Sujoso Karsono, pemilik perusahaan rekaman Irama. Berendt lalu diperkenalkan dengan Jack Lesmana dan Bubi Chen. Sebelumnya Berendt telah mendengar nama kedua dedengkot jazz tersebut melalui Tony Scott, peniup klarinet jazz Amerika Serikat yang pernah berkunjung ke Indonesia.
Joachim Berendt tertarik melihat musikalitas pemusik jazz Indonesia dan mengusulkan kelompok Indonesia All Stars tampil di Berlin Jazz Festival. Bahkan kelompok Indonesian All Stars yang didukung Jack Lesmana (gitar), Maryono (seruling,saxophone), Bubi Chen (piano,zither), Yopie Chen (bass) dan Benny Mustafa van Diest (drums) serta Tony Scott (klarinet) membuat rekaman di Saba Studio pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1967. Album Tony Scott with The Indonesia All Stars tersebut lalu diberi judul “Djanger Bali”.
Keutamaan progam Serambi Jazz adalah memelihara ketrampilan dan kreativitas musisinya – agar dapat berkembang dan memberikan suguhan kreasi yang dapat dipetik manfaatnya oleh masyarakat. Idealnya, musisi dapat mengolah musik jazz menjadi sebuah identitas. Melalui hubungan yang ada dengan rekan musisi Jerman – Serambi jazz menjadi ajang dan sarana berbagi disamping menggali lagi pengalaman dan hubungan yang pernah dimulai pada masa lalu, akan membuka harapan dan tekad untuk saling menghargai, menjaga, belajar dan bekerjasama.
Serial pertama Serambi Jazz akan diselenggatakan pada hari Kamis 26 Februari, 2009 pukul 7:30pm – 10:00pm di GoetheHaus, Jl.Sam Ratulangi 9-15 Jakarta. Tiket masuk sebesar IDR 25.000 dapat dipesan dengan Devi 08158811760 Email: info@jakarta.goethe.org