FestivalJava Jazz FestivalNews

Ritme Brazil Pascoal Meirelles

Pascoal Meirelles bepijak kuat pada akar Brazilnya. Album trionya “Tom” dibuat untuk menyaluti pendahulu samba-jazz Tom Jobim sesuai judulnya. Drummer kelahiran 1944 ini sempat belajar di Berklee dan dipengaruhi oleh Art Blakey, Bill Bruford dan Edson Machado. Rekan albumnya yang dibawa tampil adalah gitaris Nelson Faria. Permainan Faria yang menyandang jazz box menjaga rapat trio ini lewat kombinasi harmoni-melodi khas pemain tradisi. Saat solo di tengah inti bebop, ada variasi baris yang nyata-nyata dijaga murni blues. Bassist Augusto Mattosso kompak menggenapi ruang percakapan dengan aksen perkusif yang halus dan apik.

Standar Jobim “Triste” meluncur melengkapi seleksi bossa nova. Selain itu, Meirelles secara khusus menyiapkan sebuah komposisi khusus Java Jazz; untuk Jawa, tetapi berirama Maracatu, sehingga diberi judul “Maracajava”. Secara teratur dan konsisten ritme Maracatu dipertahankan dengan variasi kecil bahkan saat solo bebas drum. Polanya memang cuma deret kecil yang diulang-ulang (kira-kira dua triplet). Namun, cirinya kuat sampai mengalahkan melodi.

Kekuatan lain ritme Brazil muncul lagi dalam “Ponteio”. Kali ini ritmenya adalah baião yang sebenarnya sangat berpengaruh di Brazil tapi kurang dikenal ke luar. Sebuah penjelasan menyebutkan asal irama yang dimainkan pada drum zabumba ini. Yaitu, mallet pada satu sisi menghasilkan bunyi bass, sementara stik digunakan pada rim sisi lainnya sehingga dihasilkan ritme 2-4 yang bersinkop. Lagu “Ponteio” sendiri adalah karya Edu Lôbo (bersama Capinam) yang ikut beroleh ketenaran saat pergerakan bossa di tahun 60-an. Penampilan trio ini ditutup dengan “Estamos Aí” (we are here).

***

Menurut Meirelles, trio ini dijadwalkan untuk tampil lagi dalam konser di Usmar Ismail pada Rabu, 11 Maret 2009.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker