Interpretasi Baru Tohpati
Komposer dan gitaris Tohpati tampil di hari ketiga Java Jazz 2009. Ia memberikan interprestasi baru untuk lagu-lagu dari tiga albumnya. Tentang jumlah albumya itu Tohpati sempat melempar canda di awal pertunjukannya, “Sudah lama main gitar. Baru tiga album. Kasihan ya?” Hmmm… maka dari itu, segera dirilis album barunya mas, mungkin album live konser di TIM kemarin.
Pertunjukan Tohpati dibuka dengan “My Dream”. Lagu ini diangkat dari album ketiga yang belum lama dia rilis. Pilihan pada lagu ini sangat tepat melihat antusias penonton setelah lagu berakhir. Aransemen “My Dream” dibuat berbeda.
Berikutnya adalah lagu “#1” yang diangkat dari rekaman pertama Tohpati. Jika di versi aslinya Tohpati bermain bersama peniup saksofon Eric Marienthal, di Java Jazz ia menggubahnya menjadi versi hip hop jazz. Apa itu? Ya, hip-hop jazz, begitu istilah yang diungkap dari atas panggung Tohpati kemarin. Sejatinya, Tohpati mengaransemen ulang “#1” dengan memasukkan lantunan rap J-Flow. Porsi alto sax Eric diisi oleh klarinet Eugene Bonty. Di part solo, Tohpati juga memberikan warna berbeda pada permainan gitarnya. Gitar Tohpati meraung, mengingatkan pada kesukaannya pada Led Zeppelin dan Deep Purple. Hasilnya sebuah versi lain yang benar-benar segar.
“Tadi lagunya (berjudul) “Change”. Belum ada di cd. Belum ada. Mau (ada di album) keempat, tapi gak tahu keluarnya kapan.” canda Tohpati setelah memainkan lagu ketiga. Lagu baru itu Tohpati mainkan dengan bangunan kord lagu yang manis dan mudah untuk ikut disenandungkan. Ada pengaruh Yellowjackets didalam lagu itu. Permainan Indro Hardjodikoro dengan bassnya ikut menegaskan warna yang dibuat Tohpati. “Indro pada bass. Tepuk tangan dong!” kata Tohpati di akhir lagu.
“Sekarang “Layang-layang”. Sudah tahu layang-layang? Saya gak pernah main layang-layang…” kembali Tohpati melemparkan canda kepada penonton sebelum memulai lagu keempat. Lagu yang berirama riang ini dimainkan Tohpati dengan apik. Tabuhan kendang Endang Ramdhan memberikan detail ritmis di lagu yang juga diangkat dari album pertama Tohpati. Tanpa jeda “Layang-layang kemudian dimedley dengan nomor berikutnya. “Serampang Samba” masuk mereka mainkan dengan tempo yang lebih dibanding versi albumnya.
Setelah memperkenalkan sebagian pendukungnya, Edwin Saladin (keybords), Indro (bass), Endang pada kendang, Bowo (drums), Tohpati melanjutkan pertunjukan dengan “Dancing Kids”. Di lagu itu Tohpati menampilkan vokalis asal Klungkung, Bali bernama Sutha mengganti posisi rapper Iwa K di versi album. Porsi menarik di lagu ini adalah saat Tohpati pairing dengan Eugene. Saling sahut keduanya mengundang tepuk penonton. Part menarik juga disajikan oleh Endang dan Bowo. Endang memainkan instumennya dengan berbagai gaya tetabuhan yang jenaka. Bowo membalas dengan tiupan peluit diantara permainan drumsnya dan mengunakan roti panjang sebagai stik drums. Kembali penonton memberi applaus panjang atas hiburan tadi.
Sebelum lagu terakhir, kembali Tohpati memperkenalkan rekan-rekannya. “Gembala” yang dipilih sebagai penutup merupakan klimaks pesta di assembly-1 malam itu. Nuansa riang lagu itu dimanfatkan oleh Tohpati dan kawan-kawan secara bergiliran memainkan porsi solo. Penonton ikut bergoyang riang mengikuti irama lagu. “Lagi…Lagi…lagi..” permintaan encore dari mereka yang sayangnya tidak dapat dipenuhi oleh Tohpati.