Nita Aartsen: Adaptasi Musik Klasik Dalam Anasir Latin Jazz

jjf-0903-as-0119-nita-aartsen-feat-michael-pauloKehadiran pemain saksofon Michael Paulo menambah kemeriahan yang telah dibangun pianis Nita Aartsen sejak awal pertunjukannya. Paulo tidak hanya meniup instrumen andalannya itu diatas panggung tapi ia juga berjalan turun dan bermain di tengah penonton. Satu-satu penonton ia datangi untuk ikut bernyanyi bersama tiupan saksofonnya. Bergemalah applaus penonton untuk atraksinya itu.

Nita Aartsen tampil di hari ketiga Java Jazz 2009 di ruang assembly-2. Dia ditemani oleh percusionist Iwan Wiradz, pemain drums Aldy, dan bassist Kristian Dharma. Mereka tergabung dalam kelompok yang diberi nama Nita Aartsen Quatro. “It’s pleasure to be here. We are Nita Aartsen Quatro… from?… Indonesia!” sapa Nita yang mengaku sangat bangga ketika memperkenalkan dirinya berasal dari Indonesia, “It’s my dream. For the first time we call me Nita Aartsen from Indonesia.”

Musik sajian Nita Aartsen adalah adaptasi beberapa komposisi klasik yang dimainkan dalam anasir jazz. Talenta Iwan Wiradz di dalam kuartet itu memberikan pengaruh musik latin di lagu-lagu yang mereka mainkan. Repertoir musik klasik yang diadaptasi oleh Nita Aarten diantaranya adalah “Turkish March” dari Mozart dan “Fur Elise” Beethoven yang menampilkan solo panjang permainan perkusi Iwan Wiradz.

Seorang penyanyi juga tampil bersama Nita. Adalah Dira Sugandi yang menampilkan lagu berjudulnya “Selamanya” hasil adaptasi Nita terhadap karya Bach, “Minuet in G”. Di lagu itu Dira berduet dengan Nita dengan lirik terjemhan tiga bahasa, Inggris-Spanish-Indonesia.

Michael Paulo yang menjadi bintang tamu Nita Aartsen Quatro tampil di dua lagu. Mereka sebelumnya kerap tampil di sebuah club-jazz di Jakarta. Salah satu yang Nita mainkan bersama saksofonis asal Hawai itu adalah “Symphony 40” karya Mozart.

Puncak pertunjukan Nita Aartsen adalah hasil adaptasinya pada “Frohlicher landmann” karya R.Schumann. Komposisi klasik itu diaransemen Nita dan Quatro menjadi sangat cair dan bernuansa latin. Dia memberi judul “Let’s Dance” untuk lagu itu. Memang, let’s dance… mari kita manari! Permainan mereka sanggup menarik penonton berdiri ikut bergoyang. Ditambah lantunan vokal Steve Wilson yang membawakan lagu itu dengan atraktif, jadilah penonton sepuasnya merasakan hawa festival melalui sajian Nita Aartsen Quatro.

Exit mobile version