Java Jazz FestivalNews

Duo Tohpati-Budjana: Tontonan Akrab dari Dua Sahabat

bujana-tohpati

Sebuah tribute untuk mengenang sosok Chrisye disajikan oleh dua gitaris di Java Jazz Festival 2009 lalu. Adalah Tohpati dan Dewa Budjana yang tampil duet tanpa disertai musik pengiring memainkan sebuah lagu yang dipopulerkan almarhum.

Formasi dua gitar ini untuk kedua kalinya mereka sajikan di depan publik. Sebelumnya Tohpati dan Budjana tampil di sebuah acara yang bertajuk “Just The Two of Us – When Budjana Meet Tohpati” satu bulan sebelum festival ini digelar. Sukses di acara itu membuat mereka kembali dijodohkan di hari kedua Java Jazz Festival 2009 di ruang Assembly II. (Secara terbatas, duo Tohpati-Budjana sempat tampil di acara press conference Java Jazz memainkan “Kromatiklagi”)

Beberapa lagu dari album Trisum 1st Edition dimainkan oleh Tohpati dan Budjana. Di urutan pertama, mereka memainkan medley “Gitarku” dan “Guitar in The Midnight”. Unice yang menggulung dalam tempo tinggi menjadi poin menarik aransemen “Guitar in The Midnight” versi malam itu. Lompat satu lagu, mereka memainkan “October Rain” yang juga diangkat dari album dimana keduanya berkolaborasi dengan Balawan. “Kita menciptakan dua lagu tadi (October Rain-Midnight) di Ketapang,” cerita Budjana.

“Layang-layang” dipilih menjadi lagu kedua setelah “Gitarku”-“Guitar in The Midnight”. Suasana gembira yang menjadi inspirasi lagu dari album pertama Tohpati itu berhasil dibangun, malah dipertegas dengan teknik pairing Budjana dan Tohpati. Jika Anda menutup kedua mata sembari mendengarkan “Layang-Layang” dimainkan, akan hadir gambar keceriaan beberapa anak bermain layangan di sebuah tanah lapang.

Setelah “October Rain” selesai dimainkan, Budjana sedikit menjelaskan alasan mereka main dalam duo malam itu, “Kita kali ini main berdua aja, tanpa drummer dan bass. Biar apa? (tanya Budjana ke Tohpati, tapi kemudian ia jawab sendiri), Biar lain aja!” dan dengan canda ia tambahkan, “Biar ngirit!”

Sesi berikutnya adalah petikan kedua gitaris diatas dawai gitar elektrik. Pilihan pertama adalah lagu dari album Nusa Damai Budjana “Lalu Lintas” (lagu ini juga mereka angkat di dvd konser Trisum). Keruwetan lalu-lalang kendaraan berhasil mereka gambarkan melaui paduan permainan keduanya.

bujana-tohpati-01

Kemudian “Kisah Cintaku” yang merupakan tribute untuk mengenang Chrisye dimedley dengan “Dan” Sheila On Seven. Popularitas kedua lagu itu sedikit banyak membawa penonton ikut bernyanyi.

Tentang lagu yang mereka mainkan untuk mengenang Chrisye, “Ini selanjutnya (kita) mau coba bawain lagu. Mungkin konsepnya beda. Maksudnya, bukan, nggak sesuai dengan konsep jazz disini. Karena kita mau membawain lagu pop banget. Disini kita coba mengenang temen. Dulu saya pernah main, tur bareng, lama juga tur bareng. Dan terakhir Tohpati juga pernah buat albumnya. Kebetulan di acara ini (JJF 2009) juga dibuat tribute buat Chrisye. Almarhum Chrisye. Kita mau coba bawain lagu(nya). Gak apa-apa ya bawain lagu pop ya? Kalo yang fanatik jazz jangan marah. Kita mau bawain lagu pop. Kalo ada yang mau nyanyi gak apa-apa. kalo mau tidur juga boleh.” jelas Budjana lagi-lagi sembari melempar canda. Memang, keakraban kedua gitaris itu jelas terpancar dari atas panggung. Canda diantara keduanya kerap tercetus spontan. Seperti jawaban Tohpati kenapa ia diam saat ditanya Budjana apa akan beri sambutan kepada penonton, “Maaf, lagunya lupa. Baru tadi pagi sih (dilatihnya).”

Tanpa jeda duo Tohpati dan Budjana memainkan lagu selanjutnya, “Mahabrata”, yang sekaligus menutup pertunjukan mereka. Penonton memberi applaus yang meriah, namun permintaan encore tidak ditanggapi oleh duo gitaris itu. Ini sepertinya disebabkan oleh jadwal yang ketat dari pertunjukan ke pertunjukan .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker