FestivalNews

Alamode, bintang Miri International Jazz Festival 2009

miri-jazz-festival-2009-alamode-01.jpg
Alamode dari Sydney Australia

Beranjak dari sajian kontemplatif Shakuhachi John Kaizan Neptune Steps in Time, sontak The Paviliun yang telah terisi lebih dari seribuan orang plus sekitar dua ribuan lagi berada ditaman hotel ParkCity Everly menjadi panas, bak tersengat listrik. Alamode menghajar setiap sudut ruangan dengan sajian menghentak, menggerakkan adrenalin.

miri-jazz-festival-2009-alamode-02.jpg
Paul Spaccavento (Tenor, Alto Sax)

Sorak-sorai penonton terdengar selepas Beau Golden (Keyboards), Daniel Walsh (Guitar), Scott Page (Bass), Michael Avenaim (drums), Paul Spaccavento (Tenor, Alto Sax) dan Paul Murchison (Trumpet) membuka konser dengan membawakan Dee Cee’s dan Flies are the enemy.

miri-jazz-festival-2009-alamode-03.jpg
Paul Murchison (Trumpet)

Sambil memperkenalkan personil satu-persatu, mereka melanjutkan permainan dengan Cops come twice, Bubbles or Not. Saya termasuk yang kaget dengan penampilan anak-anak muda asal Sydney ini. Mereka seakan tak menyisakan tempat bernafas, menggebrak dengan tempo permainan cepat, aroma jazz-funk bercampur ragam musik lain seperti rock, hip-hop dan soul tercium kental.

miri-jazz-festival-2009-alamode-04.jpg
Beau Golden (Keyboards)

Di nomor Tux(edo) intervention, Beau Golden yang menyukai Herbie Hancock, Geoffrey Keezer menjelajah di tuts keyboard  Yamaha S80-nya dengan efek-efek elektronika. Tak lama kemudian ia memanggil  Guy Galliano – nama yang mengingatkan saya pada musisi terkenal perancis, Richard Galliano – untuk memainkan ‘Upsize’. Akordionis kelompok Dite34 yang tampil malam kedua festival ini seolah berbalas pantun, lantaran sehari sebelumnya Paul Spaccavento dan Paul Murchison sempat diundang Dite34 saat tampil di Al Fresco untuk menjamu para musisi dan wartawan yang baru tiba di kota Miri. Unison trumpet dan saxophone ditingkahi bunyi akordeon diikuti dengan solo pada guitar. Selanjutnya mereka memainkan Miss Filipino dan Hand Party disiapkan sebagai lagu terakhir.

miri-jazz-festival-2009-alamode-guy-09.jpg
Michael Avenaim (drums)

Rupanya pertunjukan belum segera berakhir. Tepuk tangan disertai terikan ‘We want more’ terdengar disegenap sisi depan panggung, meminta Alamode kembali naik panggung. Dan meluncurlah encore dengan bass-line Scott yang apik, ‘P_Wags’ yang berasal dari album perdana mereka, The Fettuccine Method. Menyaksikan lagu ini seolah-olah kita diajak menjelajah karya Pat Metheny+Ornette Coleman, Song X. Yep, ternyata itu juga salah satu inspirasi mereka!.

miri-jazz-festival-2009-alamode-05.jpg
Michael Avenaim (drums)

Semangat yang lahir dari pemuda berusia 21 hingga 24 tahun – tak lepas dari referensi dengaran yang sangat beragam. Daniel yang mencabik gitar misalnya, memilih musik Pat Metheny, Scofield dan Kurt Rosenwinkel sebagai referensi. Scott menyukai Victor Wooten, sementara Paul yang memainkan saxophone menyukai Coltrane dan Joe Lovano. Gebukan drum yang seakan tak ingin berhenti dari Michale Avenaim mungkin sedikit banyak lantaran ada pengaruh Dave Weckl, Dennis Chamber dan Dave Stewart. Sedangkan Paul Murchison justru banyak mendengarkan Joe Satriani, Jimmy Page, Hendrix, Clapton Beck lantaran itu musik yang diputar oleh ayahnya yang juga seorang gitaris.

miri-jazz-festival-2009-alamode-06.jpg
Daniel Walsh (Guitar)

Dengan banyaknya pengaruh yang didapan, maka Alamode memasaknya bak gado-gado, ragam genre dan pengaruh sehingga tak penting lagi apa jenis musik mereka. Sajian ini menjadi jawaban atas janji mereka untuk menghadirkan penampilan energik, saat Randyartistic director festival ini mencari band dari Australia untuk memberi warna pada festival dua hari ini. Dan penampilan itu memupus imagi penulis akan jazz (dari) Australia yang cenderung beraliran fusion atau mainstream jazz.

miri-jazz-festival-2009-alamode-07.jpg
Scott Page (Bass)

Nama Alamode yang ditemukan lantaran nama University of New South Wales (UNSW) – tempat mereka belajar dianggap terlalu panjang. “Saat membuka kamus, kami menemukan Alamode, jadi kami pilih saja nama tersebut”, ujar Scott saat berbicara dalam press conference yang digelar sehari setelah penampilan mereka.

miri-jazz-festival-2009-alamode-08.jpg
Alamode saat penonton meminta Encore

Yang menarik, kehadiran Alamode di Miri International Jazz Festival merupakan debut penampilan mereka di panggung internasional. Di Australia sendiri, kelompok yang kerap manggung di The Basement dan kadang-kadang Deva Gatot Permana, drummer sekaligus perkusionis tanah air turut membantu jika Michael berhalangan. Tak banyak yang tahu sepak terjang mereka, namun diranah maya lewat MySpace, seperti banyak band-band muda dari berbagai belahan dunia, mereka menawarkan musik tanpa harus pusing pada genre apa mereka harus meletakkan musiknya.

Prediksi penulis, Alamode yang berencana menggarap album kedua ini, tampaknya menjadi kelompok yang akan kembali dipilih untuk tampil di Miri Jazz Festival 2010, jika melihat antusiasme publik menanggapi show ‘perdana’ internasional mereka. Kita tunggu saja!.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker