Jazz On Time a la UGM Jazz
Publik pecinta musik jazz di Jakarta mungkin bisa bercerita tentang Jazz Goes To Campus, festival Jak Jazz atau pun Java Jazz. Demikian juga dengan para pecinta musik jazz dari Kota Gudeg yang bisa berbangga dengan adanya pertunjukan musik jazz yang sudah berlangsung sejak 22 tahun lalu. UGM Jazz ini selalu dinanti oleh sebagian masyarakat pecinta musik jazz di Jogja. Di mana sebelum tahun 2000, nama event ini pernah populer dengan sebutan Economics Jazz Live.
Tahun ini, acara digelar pada tanggal 23 Mei lalu. Memang agak lain, biasanya digelar menjelang akhir tahun. Selain itu, “kelainan” ini juga terlihat ketika ada tiga kelompok atau sesi yang tampil. Biasanya hanya dua saja. Sabtu kemarin yang tampil antara lain Ireng Maulana (gitar) bersama Didik SSS (saxophone), Kiboud Maulana (gitar), Yance Manusama (bass), Sam Panuwon (keyboard) dan Rudy Subekti (drum). Formasi ini dalam beberapa tembang didukung oleh dua penyanyi populer, Andien dan Marcell. Sementara sesi berikutnya dihibur oleh pemain viola pendatang baru yang lagi populer namanya, Maylaffayyza dan sesi terakhir penonton dihentak oleh pemain gitar dari Bali yang baru saja mengeluarkan album “See You Soon”, I Wayan Balawan. Pagelaran kali ini dikawal oleh pasangan MC Butet Kartaredjasa dan Olga Lydia.
Kebetulan Ireng Maulana bersama konco – konconya mengawali pertunjukan UGM-BNI Jazz 2009 ini dengan tembang pertama ‘Sun Juan’. Koleksi jazzy ini seolah menjadi masa transisi supaya para penonton yang baru saja masuk dapat lebih rilek sebelum menikmati pertunjukan selanjutnya. Kemudian ‘That’s Right’, sebuah tembang dari George Benson meluncur dengan mengetengahkan Kiboud Maulana. Dibandingkan dengan permainan adiknya sendiri, Kiboud terasa lebih funky dan bluesnya dalam mengambil pola melodi dan improvisasinya.
Mungkin untuk lebih dapat menghibur penonton, tampilah Andien dan Marcell. Andien, yang baru pertama kali berdiri di atas panggung UGM Jazz ini menyanyikan dua tembang miliknya dengan membawakan dua tembang miliknya ‘Gemintang’ dan ‘Milikmu Selalu’. Sambutan penonton lebih menggema lagi ketika Marcell menyanyikan salah satu tembang hitnya, “Semusim” dan kemudian disusul dengan tembang dangdut dengan aransemen jazzy, ‘Candu Asmara’. Di tengah – tengah penampilan kedua penyanyi tersebut, Didik SSS sempat mendemonstrasikan keahlian bermain saxophonenya dengan mengusung medley hit – hit tembang Indonesia dari Chrisye sampai Dewa. Sesi ini ditutup dengan sebuah tembang milik Grover Washington Jr yang melodinya cukup kuat untuk mengingatkan kita ke dalam nuansa tahun 1980an, ‘Wine Light’.
Kalau biasanya kita menikmati Ireng Maulana tampil dengan membawakan koleksi – koleksi jazz standard atau malah beberapa tembang kuno dengan gaya New Orleans, dalam kesempatan ini Ireng justru memainkan koleksi – koleksi fusion dan jazzy dengan aksen yang ringan dan tertata rapi. Dalam beberapa kesempatan masing – masing personel melakukan solo improvisasi. Namun tidak banyak memberi kejutan. Seolah mereka hanya mengibarkan bendera sepertiga tiang. Tetapi kalau kembali kepada statement Ireng sendiri ketika berada di atas panggung, mereka sekedar memainkan lagu “instrumentalia”.
Sesi kedua, barangkali juga menjadi momen yang ditunggu, karena banyak penonton yang belum pernah menyaksikan violis baru kelahiran 1976 ini akan bermain seperti apa. Fayza, begitu panggilan akrabnya. Meski begitu, tahun 2007 lalu Fayza sudah mengeluarkan album debutannya dengan judul yang sama dengan namanya. Memang style permainannya tidak menonjol. Lebih banyak ke warna musiknya secara keseluruhan yang mirip – mirip world beat. Sayangnya terlihat pointnya kurang fokus. Ada beberapa komposisi yang ditampilkannnya, seperti ‘Run’, ‘Hey Britney’, ‘Mantra’, sampai mengajak satu penonton ke atas panggung untuk mendampinginya ketika bermain tembang ‘Sempurna’ yang dipopulerkan oleh Gita Gutawa dalam OST “Love”. Ketika penulis menanyakan pendapatnya tentang Fayza kepada salah seorang penonton jawabannya adalah, “seperti Vanessa Mae ya.., tapi yang jelas entah mirip siapa pun, dia tetap menjadi seorang Maylaffayza”. Selain itu, kemampuannya dalam olah vokal dia tunjukkan dalam beberapa tembang seperti ‘Apapun Hidupku’, ‘Victory Within Me’ dan ‘Everywhere I Go’.
Bak seorang satria bergitar double neck buatan Julius Salaka, Balawan naik ke panggung menandai telah masuk sesi ketiga. Balawan menyambut sorak penonton dengan komposisi ‘Mie Goreng’ yang serancak mie goreng dalam sebuah mangkok. Sebuah orkestra kecil musik tradisional Bali membantu Balawan dalam kesempatan ini menjadi tidak sia sia ketika menampilkan ‘Guitarmelan’ yang begitu kuat aroma Balinya. Keahliannya bermain tapping pada gitar memang mengundang kekaguman penonton. Tidak lupa tembang baru ‘See You Soon’ sempat diluncurkan di hadapan pecinta jazz termasuk kesempatan kita mendengarkan suaranya sendiri menyanyikan tembang jazz standard ‘Nature Boy’. Tembang “wajib” dari Balawan pun keluar dengan semarak. Seperti ‘Magic Reong’, ‘Bird Song’, ‘Bali Hai’ dan ‘Janger’. Seperti biasa Balawan mencoba menghibur penonton dengan olah suara senar gitar yang diterjemahkan dengan berbagai macam suara alat musik melalui media midi dan sampler.
Dibandingkan dengan penyelenggaraan sebelumnya pada bulan Oktober tahun lalu, target hajatan kali ini memang ingin menerima lebih banyak lagi pecinta musik jazz dari genre yang lebih luas. Bisa dikatakan Ireng Maulana mewakili mainstream, Balawan mewakili etnis jazz sementara hadirnya Andien dan Marcell untuk memenuhi hasrat pecinta pop jazz. Kehadiran Fayza sendiri barangkali masuk ke wilayah fusion. Namun eksekusinya dalam beberapa hal target ini gagal terlaksana. Seperti penampilan Ireng Maulana yang tidak sesuai harapan awal meski potensi untuk mencapai target besar sekali.
Dari segi jumlah penonton, bisa dikatakan sama dengan tahun lalu, sekitar 4000 orang. Hanya saja di tahun lalu tiket sudah habis terjual pada H-7. Kali ini tiket sold out ketika sudah mendekati hari pertunjukannya. Barangkali ini pengaruh faktor dari artis yang disajikan. Namun yang pasti, UGM Jazz masih tetap konsisten mulai pukul 7:30 on time…