Jazz di Batam & BintanNews

Selayang pandang Asean Jazz Festival 2009 di Batam

Angin lumayan kencang bertiup dari arah laut menuju jejeran panggung yang diposisikan berada di depan tulisan besar Coastarina yang terlihat jelas jika kita menyebrang menuju Singapura menggukan ferry dari Batam Centre.

Sebuah panggung besar menghadap kelaut, sedang dua panggung yang lebih kecil ditempatkan di kiri dan kanan berhadap-hadapan. Ditengahnya, seperangkat alat FOH beserta lampu follow-spot disusun rapih.

Selama dua hari, Jumat dan Sabtu, 7-8 Agustus 2009 kemarin, kawasan Ocarina Batam ini disulap menjadi arena perhelatan Asean Jazz Festival dengan menampilkan sejumlah performer baik dari dalam dan luar negeri.

Tohpati konser paling ditunggu

Dari penyelenggaraan acara selama dua hari, konser Tohpati ‘Bontot’ Ario Hutomo (gitar) beserta Indro Hardjodikoro (bass), Yesaya ‘Echa’ Sumantri (drums) dan Edwin Saladin (keyboards) barangkali yang paling ditunggu para penonton yang sebagian besar merupakan anak-anak muda kota Batam.

Tohpati, Indro Hardjodikoro, Yesaya Sumantri dan Edwin Saladin
Tohpati, Indro Hardjodikoro, Yesaya Sumantri dan Edwin Saladin

Menurut Fifi salah satu panitia yang ditemui dibelakang stage saat Bontot sedang beraksi, ada sekitar 1500-an penonton yang memadati bibir panggung. Tepuk tangan dan siulan riuh rendah silih berganti menghiasi penampilan Tohpati dengan lagu-lagu dari album-albumnya, salah satunya Serampang Samba. Tohpati yang seminggu sebelumnya tampil di Jazz@Fort of Rotterdam Makassar, nampak sangat menikmati penampilannya malam itu.

Sebelum penampilan Tohpati dkk, distage yang sama tampil pianis Tze dari Singapura yang mengajak dua rekannya pemain contrabass dan drums.

DSC_9513
Mint (Sax) & Podchara Kumchaiskul (gitar)

The Intersect 3+1 yang berasal dari Thailand tampil seusai Mereka terdiri Mint (saxophone), Pom (drums), May (elektrik bass), dan Podchara Kumchaiskul (gitar).

DSC_9510
Pom (drums) dan May (bass)

Baim Trio yang melanjutkan penampilan di stage kanan, membawakan nomor-nomor bernada blues, sebagian pernah dibawakannya dalam konser Tribute to Ismail Marzuki tahun lalu bersama Tohpati. Ia menyanyikan Juwita Malam bahkan hingga Madu dan Racun, lagu yang terkenal di periode 80-an.

DSC_9657
Baim Trio

RAN menjadi grup penutup konser sebelum Jam Sessions yang menampilkan Baim, Mint dan Pom serta Tze di stage A.

Ajang penampilan musisi muda

Asean Jazz Festival ingin menjadi salah satu ajang tempat para musisi-musisi muda dari Indonesia maupun negara-negara ASEAN agar mendapatkan tempat untuk tampil mempersembahkan karya-karya atau penampilan terbaik.

Hal itu dibuktikan dengan hadirnya Notturno yang berasal dari Jakarta. Meski sempat terjadi insiden lantaran leher acustic bass milik Joshua Arifin patah setelah tertiup angin setelah sound check, mereka tetap tampil percaya diri, menggunakan Elektrik Upright bass milik bassis Tze. Notturno bahkan memproklamirkan formasi terbaru mereka di festival ini.

Notturno
Notturno

Grup lain yang juga menarik adalah Sketsa yang terdiri dari Dimas Budi Satrai Wibisana dan Gerald Hiras Situmorang dan Chepy n’ Friends yang merupakan musisi-musisi asal batam yang terdiri dari para pengajar kursus musik.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

One Comment

  1. yups….gue nonton tuh festivalnya di batam,…. tohpati is good.
    Nah… ada kah cara untuk bisa mendapatkan..rekaman tohpati live di batam tersebut?….
    please inform!
    JOHN
    BATAM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker