News

Persembahan Tjut Nyak Deviana Daudsjah

My Musical Journey - Part 1
My Musical Journey - Part 1

Mengulangi kesuksesannya tampil dalam berbagai event Jazz lokal maupun internasional, Tjut Nyak Deviana Daudsjah (TJNDD) kembali tampil di atas panggung bersama para alumni Institut Musik Daya Indonesia (IMDI), sekolah musik yang dipimpinnya sejak tahun 2001.

Sebut saja nama-nama yang sudah tidak asing lagi di dunia musik: Ali Akbar Sugiri (Ali “The Groove”), Yudo Nugroho Doni Sundjoyo, Nikita Jeffrey Dompas, Lie Indra Perkasa serta Titi Handayani Sjuman yang baru saja meraih Piala Citra di tahun 2009 untuk pemeran wanita terbaik dan penata musik film terbaik . Berbeda dari sebelumnya, kali ini mereka akan memainkan bukan hanya aransemen namun komposisi asli karya TJNDD selama puluhan tahun berkarir di dunia musik.

Konser bertajuk My Musical Journey – Part 1, dari Eropa ke Indonesia melalui Alunan Musik Jazz akan menampilkan pula Sri Aksana Sjuman, Helena Sophy Nanlohy, Jakarta Broadway Singer, The Daya Big Band dan The Daya Orchestra.

Acara ini akan digelar pada Sabtu, 13 Februari 2010 mulai 20:00 – 21:30 WIB bertempat di GoetheHaus
Jalan Sam Ratulangi 9 -15, Jakarta Pusat.

Konser ini merupakan bagian pertama dari rangkaian resital yang berisi lagu-lagu ciptaan wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Akademis Sekolah Musik Freiburg, Jeman ini. Setelah hampir 26 tahun tinggal di Eropa, TJNDD kembali ke tanah air untuk berkontribusi di jalur pendidikan musik formal dari tahun 2000 sampai dengan sekarang.

Tujuan utama diadakan konser ini tak lain ialah mempromosikan pendidikan musik di Indonesia yang berorientasi Internasional namun tetap memiliki nilai nasionalisme yang tinggi. Karya-karya yang akan dimainkan berasal dari ide serta pengalaman sehari-hari selama puluhan tahun menjadi seorang pendidik. Lagu “Fantasia” diciptakan secara tidak sengaja dari kumpulan improvisasi selama latihan-latihan yang dijalaninya, “You Make Me See The Light” merupakan lagu yang diciptakan untuk 2 orang murid yang pada suatu ketika ingin membuat single duet. Selain itu lagu “Sambalado (Fooling Around)” yang terdengar “tricky” karena dimainkan dalam banyak melodi dan ritmik, mulanya tercipta untuk menunjukkan pada teman-teman semasa awal karirnya bahwa musik jazz tidak selalu harus dimainkan secara harmonis dan serius. Selain lagu-lagu yang bertemakan Jazz juga akan dimainkan sebuah lagu bertema religius dengam judul “Through Thee” yang merupakan ekspresi rasa terimakasih TJNDD terhadap “Sang Pencipta” Dipastikan bahwa lagu terakhir ini akan menggugah emosi audiens.

Untuk undangan dan informasi lebih lanjut mohon hubungi Novalina Pasaribu atau Rahel Pradika Purba
di no. telepon +62 21 7191 422 atau email ke imdi@imdi-edu.org

***

Tentang Prof. Tjut Nyak Deviana Daudsjah A.Mus.D

Tinggal dan bekerja di Eropa selama hampir 26 tahun, dimana setelah menyelesaikan studinya dengan gelar doktor, ia mengajar musik sambil mengukir karier sebagai komposer, arranger, music director dan pemain serba bisa.

Lahir di Jakarta – Indonesia, Deviana memulai perjalanan panjang dalam musik pada usia 5 (lima) tahun ketika ia pertama kali mengambil pelajaran formal di Bangkok, Thailand. Pada usia 18 (delapan belas) tahun, Deviana meninggalkan Indonesia untuk Freiburg, Jerman, untuk belajar piano klasik komposisi di Musikhochschule Freiburg.

Sebagai pendidik, Deviana menjadi Direktur Akademik Jazz Rockschule Freiburg Jerman, di mana ia merancang kurikulum yang disahkan oleh pemerintah federal. Deviana juga profesor untuk ansambel, piano, vokal, improvisasi, paduan suara dan pelatihan telinga di Akademi Musik Basel – Jazz Departemen, Swiss, di mana ia merancang kurikulum untuk pelajaran vokal modern dan improvisasi vokal, yang di validasi oleh Swiss Association of Music Educators (SMPV). Selama 34 tahun Deviana sudah pentas di Thailand, Eropa Amerika Serikat meliputi; berbagai festival jazz internasional seperti Grand Lancy Jazz Festival di Jenewa, Altreu International Jazz Festival Swiss, Stuttgart Jazz Open Jerman, Lugano Jazz Festival Swiss, konser piano klasik, musik sutradara, komposer, vokal pelatih dan artis di Teater Nasional Basel Swiss di mana ia menerima pengakuan sebagai artis yang luar biasa.

Deviana telah memenangkan 5 kali juara pertama SoulJazz Band untuk kompetisi di Jerman 1978, 2 kali juara pertama Swiss Nasional dan TV dari Sing Eurovision kontes di Swiss 1982 dan 1983 yang kemudian menerima tawaran pertamanya untuk memproduksi album rekaman dari BMG Ariola Swiss dan Polygram Jerman. Deviana menolak tawaran itu karena ia ingin mengejar karirnya secara independen untuk berkonsentrasi di Musik pendidikan.

Pada tahun 1977 Deviana menerima penghargaan untuk pianis Jazz terbaik di Zuerich-Oerlikon Swiss.

Kembali ke Jakarta sejak awal tahun 2000, ia mendirikan bersama-sama dengan Bapak Nick Mamahit, pianis legendaris Indonesia, Yayasan Daya Bina Budaya dan Institut Musik Daya Indonesia, Akademi Musik independen pertama dengan Kurikulum standar internasional di Indonesia. Yayasan Daya Bina Budaya kegiatan sosial-budaya meliputi tahunan Jazz Festival Indonesia Terbuka yang diprakarsai oleh Deviana. Deviana kembali ke tanah air untuk memberikan kontribusi yang baik demi pendidikan musik formal di Indonesia.

Pada tahun 2005 Deviana dianugerahi penghargaan bergengsi “Citra Kartini” Indonesia dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan untuk kontribusinya yang luar biasa dalam Pendidikan Musik Indonesia.

Tahun 2007 Deviana menjadi anggota Konsorsium Musik Departemen Pendidikan Republik Indonesia. Tugas Musik Konsorsium adalah untuk membakukan Seni Nasional Kurikulum dan pendiri Asosiasi Pedagog Praktisi Seni National untuk menjaga kualitas Pendidikan Seni di Indonesia.

Sejak pendirian Institut Musik Daya Indonesia pada tahun 2001, Deviana bersama-sama dengan rekan-rekannya telah berhasil meluluskan 7 siswa dengan Bachelor dan Master Degree di tahun 2006, 2007 dan 2009. Di antara mereka adalah komponis / arrangers / konduktor dan pemenang dari dua Citra Awards 2009 untuk Film terbaik Musik dan Aktris terbaik Titi Handayani Sjuman dan Ali Akbar Sugiri yang akrab dikenal sebagai Ali “The Groove”.

Deviana saat ini masih bekerja sebagai profesor untuk aransi orkestrasi, komposisi dan conducting, analisis simfoni, counterpoint, tonsatz, piano, vokal, dasar ilmu pengetahuan teater, musik sosiologi dan mental ideologi di Institut Musik Daya Indonesia.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker