Klarinetis Anto Praboe tutup usia
Jagad maya khususnya jejaring sosial facebook dan twitter mengabarkan berita duka. Bukan soal Gesang atau kepergian istri mantan presiden BJ Habibie, melainkan berpulangnya klarinetis – yang juga pemain alat tiup beragam instrumen – Anto Praboe menghadap Allah SWT.
Anggota dari kelompok band Discus itu – seperti diceritakan oleh Keliek Sadikin, saudara sepupu almarhum pada redaksi WartaJazz.com, “Jadi.. waktu hari minggu siang almarhum mau jalan sepedaaan [bersama] groupnya, trus terasa perutnya sakit. Pada pukul 3.00 sore almarhum bersepeda ke apotik bermaksud membeli obat sakit maag. Namun belum sempat meminum obat Anto pingsan – mungkin karena terlalu capek bersepeda. Oleh satpam apotik ia dibawa ke RS EkaHospital. Namun setibanya di UGD kira-kira pukul 3.45 sore nyawanya tidak tertolong lagi”
Almarhum – masih menurut Keliek – memiliki gejala jantung dan gula/diabets selain darah tinggi. “…Semua serba singkat kita kaget dan langsung ke rumahnya di serpong untuk persiapan2 mengurus jasadnya”, ujar Keliek. Jenazah almarhum tadi pagi dimandikan lalu disemayamkan di rumah duka Nusa Loka sektor 14-6 blok 1A no. 30 jl Bandar II, BSD kemudian jam 12.00 Senin siang berangkat kepemakaman di Giritama Desa Tonjong (Parung) Bogor dan pukul 12.30 dikebumikan.
***
Pertemuan perdana WartaJazz.com dengan Anto Praboe terjadi hampir sepuluh tahun yang lalu saat mereka tampil di klab jazz Jamz dibilangan Semanggi persisnya dibelakang Universitas Atmajaya. Waktu itu memang Anto tampil bersama rekan-rekannya Discus yang dimotorinya bersama Iwan Hasan dan kawan-kawan.
Posisi band Discus berada di dua dunia sekaligus. Disukai oleh penggemar progressive rock dan pecinta jazz fusion. Album perdana mereka dirilis oleh sebuah label Italia. Disini albumnya dirilis oleh Chico&Ira dalam format kaset bergambar sampul ikan. Sesekali pecinta musik menghubungi WartaJazz.com dan menanyakan keberadaan album tersebut.
Pertemuan lain terjadi saat penulis mengkoordinir artis-musisi Jazz Indonesia yang ingin berkontribusi dalam konser amal Jazz for Jogja. Bukan sebuah kebetulan almarhum memang belajar di ISI Yogyakarta – salah satu bangunan yang turut hancur akibat gempa di kota gudeg beberapa tahun lalu.
Dunia Jazz Indonesia kehilangan salah satu – dari jumlah yang memang sudah sedikit – peniup Klarinetis terbaik tapi juga handal memainkan alat musik lain seperti Oboe dan Saxophone.
Selamat jalan Mas…semoga bisa beristirahat dg damai, bermain menghibur jajaran malaikat