News

Serambi Jazz bersama Mery Kasiman feat Dewa Budjana, Barry Likumahuwa

Program Serambi Jazz edisi Agustus 2010 hanya menghadirkan satu penampil. Dia adalah Mery Kasiman. Proyek musik yang digagasnya menghadirkan beberapa musisi tamu, di antaranya gitaris Dewa Budjana, bassis Barry Likumahuwa, saksofonis Arief Setiadi dan pianis Riza Arshad.

Selain adalah seorang pianis yang baik, Mery Kasiman juga berbakat sebagai penata musik sekaligus pengarah musik yang akan besar namanya di masa datang. Kejelian Mery membuat musik terdengar beda adalah segi lain kemampuannya.

Melalui instrumentasi dan tehnik aransemen yang ia terapkan terdengar bunyi dengan format yang berbeda yang juga dapat menonjolkan keindahan komposisi itu sendiri.

Di Serambi Jazz, peraih gelar master dari Institut Musik Daya Indonesia ini menampilkan eksplorasi pada musik jazz dan komposisi sendiri dengan format big band yang tidak umum. Selain brass, woodwind pun akan lebih ditonjolkan. Mery ingin membuat klarinet dan flute lebih dominan daripada saksofon. Mery juga mengaransemen karya-karya Thelonious Monk dan John Coltrane yang menurutnya sangat banyak tapi jarang dimainkan.

Anda dapat menyaksikan bahwa Mery Kasiman memiliki visi atas karyanya. Apa yang telah dilakukan memberi nilai tambah dan warna di antara rekan seprofesinya. Ia akan melengkapi deretan penata dan pengarah musik negeri ini.

Catat tanggalnya, 12 Agustus 2010 mulai 19.30 WIB bertempat di GoetheHaus Jalan Sam Ratulangi No. 9-15
Menteng, Jakarta Pusat. Gratis, tempat terbatas, untuk reservasi & informasi hubungi +62 21 23550208 Ext. 147 & 157

***

Riza Arshad adalah komposer dan pianist senior yang sudah tidak asing lagi bagi dunia jazz Indonesia. Riza adalah musisi yang sangat peduli dengan regenerasi musik jazz di Indonesia. Riza Arshad memotori grup simakDialog, Trioscapes dan W/H/A/T. Ia juga seorang pengajar masterclass jazz di Institut Musik Indonesia (IMI), sebuah institusi musik kontemporer di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2001.

I Dewa Gede Budjana adalah satu gitaris negeri ini yang memiliki sound gitar signatured. Minat musik Budjana yang sangat kaya dan beragam ditunjukkan melalui kiprahnya di banyak kelompok dan rekaman album. Salah satunya adalah kelompok Indra Lesmana Java Jazz. Album solo salah seorang pendiri kelompok GIGI ini merupakan peleburan musik jazz, pop, serta world music yang ia akui sebagai hasil meditasi dan perenungan musik dalam perjalanan panjang bertemu takdirnya.

Elseos Jeberani Emanuel Likumahuwa atau lebih dikenal dengan nama Barry Likumahuwa bisa jadi telah menjadi pemain bass negeri ini yang diperhitungkan eksistensinya. Profil pemain bass muda yang ditampilkan jujur apa adanya serta betotan bassnya yang bermain di wilayah funk menjadi senjata untuk mencairkan anggapan bahwa adalah jazz musik ekslusif orang tua dan sulit untuk dinikmati.

Husein Arief Setiadi adalah multi instrumentalist sebenarnya. Kelahiran Bandung, 5 Desember 1959 memulai karir musik profesional lewat grup musik Wachdach di Bandung sebagai pemain keyboard. Namun kini ia lebih dikenal publik sebagai pemain saksofon yang handal. Dengan instrumen tiup itu ia menoreh jejak di banyak panggung dan rekaman. Arief merilis album pertama, berjudul JazzySax, setelah terlebih dahulu berkolaborasi dengan bassist Bintang Indrianto dalam rekaman JazzyBass dan JazzyDuet. Kerja sama mereka berlanjut di trio Philosophy, yang melibatkan Gerry Herb pada posisi drummer. Terakhir Arief hadir lewat album Little Russel, yang mendedah performanya melalui beberapa instrumen tiup dengan konsep minimalis.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker