News

Jazzin’ Chopin Bersama Shadow Puppets

Liputan Konser Shadow Puppets dalam Rangkaian Acara “Shop in Chopin,” Gedung Kesenian Jakarta

Repertoar:

1. Waltz in A-flat major, Op. 69, No. 1 “Valse de l’adieu” (Robert Mulyarahardja, arr.)
2. Waltz in a minor, Op. 34, No. 2 “Valse Brillante” (Irsa Destiwi, arr.)
3. Prelude, Op. 28, No. 4 “Suffocation” (Yusuf Shandy Satya, arr.)
4. (19) Polish Songs, Op. 74, No. 19 “Dumka” (Indrawan Tjhin, arr.)

Dalam ranah musik klasik, khususnya piano, nama Chopin (Frédéric François Chopin (1810-1849)) pastilah melekat di kalangan musisi dan penikmatnya. Pianis-komposer blasteran Polandia/Perancis ini (andaikata ia adalah asli Polandia, mungkin namanya menjadi Chopinski!) begitu mendunia oleh gubahannya yang personal, indah, inovatif, pun virtuosik. Lebih dari 200 komposisi piano diciptakannya selama 39 tahun ia hidup, merekam Zeitgeist era Romantik dan membuat Chopin menjadi salah satu figur sentral di jamannya. Tahun 2010 adalah peringatan 200 tahun (bicentennial) kelahiran Chopin, seluruh dunia turut merayakannya, tak terkecuali di tanah air. Sejalan dengan itu, tercetuslah “Shop in Chopin” oleh Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta untuk menawarkan pilihan luas kepada publik dalam mengapresiasi musik Chopin.

Ragam pertunjukan musik mulai dari klasik sampai jazz turut memeriakan rangkaian acara “Shop in Chopin,” baik musisi senior maupun muda ikut serta dalam menafsirkan musik sang komposer menurut preferensi masing-masing. Senin malam lalu (13/12), empat musisi jazz tanah air yang tergabung dalam Shadow Puppets menuntaskan program tersebut dengan menyajikan aransemen memikat atas gubahan Chopin. Bagi yang malam itu tidak menonton, bolehlah untuk menyesal karena apa yang mereka tampilkan tidak dapat ditemukan dalam album dan benar-benar segar, ibarat roti yang baru saja keluar dari panggangan.

Shadow Puppets - "Shop in Chopin", Gedung Kesenian Jakarta
Shadow Puppets - "Shop in Chopin", Gedung Kesenian Jakarta

Konser dimulai pukul delapan, dengan audiens yang berjumlah sekitar seratus orang. Keempat personil Shadow Puppets yang merupakan muda-mudi berbakat; Irsa Destiwi (piano), Robert Mulyarahardja (gitar), Indrawan Tjhin (kontrabas), dan Yusuf Shandy Satya (drum) langsung melaju berdenyut swing pada nomor pembuka “Farewell Waltz” secara meyakinkan. Lazimnya, sebuah komposisi waltz dimainkan 3/4 dengan aksentuasi one-two-three, namun  karena Robert mengaransir dalam irama swing, jadilah 4/4. Waltz ini adalah salah satu yang termanis dari Chopin, dan nuansa itu tetap terjaga lewat olahan melodi piano dan gitar.

Selain bermain drum, malam itu Yusuf pun berperan sebagai juru bicara, ia menjelaskan latar belakang tiap nomor yang dimainkan dengan santai. Pada aransemen kedua “Valse Brillante,” mood-nya berubah kontemplatif, mengalun lambat pada intro dengan jemari Irsa yang memberi aksen kord disonan untuk membuka permainan tema oleh gitar. Komposisi bertangga nada minor ini digarap Irsa lewat kompleksitas sukat ireguler dalam hitungan tujuh dan lima, serta terdengar pula beat Afro-Cuban yang mengacu kepada musik dari Ernesto Lecuona.

Pada nomor ketiga “Suffocation,” melodi pembukanya sepintas mirip dengan “Insensatez” (How Insensitive) milik Antonio Carlos Jobim. Kini Indrawan beraksi lewat gesekan kontrabas namun terdengar agak sengau dan kentara selip nada di beberapa frase. Pertunjukan diakhiri dengan “Dumka” yang aslinya merupakan lagu (lebih tepatnya lieder) Polandia yang dinyanyikan bersama iringan piano. Berbeda dengan versi Chopin, Indrawan mengolahnya menjadi kemeriahan khas bebop lewat tempo cepat dan meriah serta dirinya menampilkan solo kontrabas yang ekspresif. Dalam komposisi pamungkas ini, keempat pemain nampak jelas melakukan trading fours secara bergantian hingga birama terakhir. Konser malam itu adalah sebuah upaya artistik yang layak diacungi jempol, dan Shadow Puppets berhasil menjembatani kedua “daratan” yaitu Chopin dan Jazz – yang kerap terpisahkan oleh aliran sungai deras bernama sektarian.

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker