
Bassist Ari Roland mungkin perlu istirahat. Ia tampil dalam pertunjukan larut malam di kiblat musik Jazz, New York selama lima tahun tanpa henti. Ia telah mentranslasi suara kolektif dari para pemain bop dengan teknik Arco. Membungkuk diatas bahu double-bassnya, Roland menggunakan bow untuk berimprovisasi laksana para peniup horn semiquaver atau 16th notes, kadang pada tempo yang sangat tinggi.
“Saya akan mencoba bermain lebih banyak sebagaimana Charlie Parker melakukannya,” kata Roland dalam sebuah wawancara di Greenwich Village.
Titik balik terjadi pada tahun 1999 selama Roland berlibur di Eropa. Ia menghabiskan 6 minggu yang kebanyakan dihabiskan di Hongaria dan Romania. Ketika berkeliling, Roland mendengarkan kaset rekaman musisi bop favoritnya di Sony Walkman. Musisi-musisi favoritnya antara lain saksofonis tenor Lester Young, salah satu suara yang paling orisinil dalam sejarah jazz. Dia menyadari bahwa rekaman Young setelah tahun 1945 menandingi kecerdasan Parker, hanya tanpa kecepatan cahaya. Dengan not-not yang relatif, Young dapat menciptakan pernyataan yang menyedihkan pada tempo pelan dan sedang. Roland berkesimpulan bahwa suasana hati Young, daripada tekniknya, memengaruhi isi solonya.
“Itu semua merupakan not kedelapan (dan) hampir tidak ada permainan yang lebih banyak,” kata Roland. “Itu terdengar dengan jelas. Namun itu bukan merupakan momen yang penting. Saya merasa saya dapat memainkan bagian-bagian yang lebih pendek, dan jika saya menempatkannya pada tempat yang tepat dan membuatnya menyenangkan, saya bisa memainkan serumit yang saya inginkan. Sebagian dari diri saya, sampai pada titik tertentu, merasa bahwa Anda harus dapat bermain serumit, se-menyenangkan, dan se-menantang yang Anda bisa setiap menit. Jika Anda hanya memainkan apa yang Anda rasakan, semua pengetahuan, teknik, dan yang lainnya akan hilang begitu saja.”
Basis Rufus Reid tak hanya menghargai potongan-potongan arco milik Roland, tetapi juga menghargai kemampuannya untuk memainkan ansambel tanpa menghiraukan siapapun yang sedang berada di panggung. “Ia tidak terlalu membutuhkan pianis atau gitaris atau dramer untuk membuatnya terjadi. Ia begitu cermat,” kata Reid, seorang mantan direktur program mata kuliah jazz dan pertunjukan William Paterson University. “Dan hal tersebut sungguh merupakan apa yang harus seorang basis lakukan. Ia akan terdengar begitu baik jika (musisi lain) tidak bermain.”.
Roland, 37 tahun, merupakan seorang dari sebuah kelompok kecil musisi yang telah mengangkat nama musik bop di New York. Roland secara rutin tampil bersama pianis Sacha Perry dan saksofonis Chris Byars dan Zaid Nasser. Roland belajar dengan pianis Barry Harris ketika mereka masih remaja, dan menambah pengalaman kepada para musisi ahli yang tidak diragukan lagi keahliannya, seperti pianis Frank Hewitt, saksofonis Charles Davis, Lou Donaldson, dan Clarence ‘C’ Sharpe, dan para dramer Leroy Williams, Vernell Fournier, dan Jimmy Lovelace. Kelompok jazz kecil di Greenwich Village meninggalkan penampilan terbaik untuk musik mereka, namun kini tempat pertunjukan di kota seperti Harris’ Jazz Cultural Theater di Chelsea dan University of the Streets di East Village menjadi hal yang juga penting.
Roland menuntut ilmu di Juilliard School selama masa SMA dan kuliahnya, dan saat itu ia belajar dengan Homer Mensch. Roland dikeluarkan dari Juilliard pada tahun 1991 untuk melakukan tur dengan vokalis Betty Carter dan Harry Connick Jr., dan pada tahun 1992 mengeluarkan debut rekamannya pada album Carter yang berjudul ‘It’s Not About the Melody’. Sejak tahun 2004, Roland telah merilis lebih dari selusin album dari label Small records, termasuk dua album yang berjudul Sketches from a Bassist’s Album (2006) dan And So I Lived in Old New York (2007); album Roland berikutnya dirilis pada musim semi ini.
Bass Roland merefleksikan ketertarikannya pada era musik bop: ia menggunakan senar yang terbuat dari usus hewan pada 1930s Juzek, dan bermain tanpa menggunakan amplifier. Ia memprediksi suatu kelahiran kembali musik bop, menyatakan bahwa akan ada gelombang bakat dari seluruh dunia: seorang pianis dari Armenia, dramer dari Austin, dan sebagainya. “Saya merasa jika kita tetap menjaga kebersamaan, tetap positif, dan tetap tekun,” kata Roland, “maka kita akan memiliki sebuah era emas kecil. Saya tidak pernah berpikir bahwa ada banyak anak muda yang menggilai musik yang amat kita cintai.”.