Java Jazz FestivalNews

Keindahan Sore Terekam bersama George Benson

George Benson di Java Jazz festival 2011 (Photo by Caesar/Wartajazz)

Sabtu sore 5 Maret 2011 itu, penulis dari siang harinya sudah membayangkan akan menikmati nomor-nomor terkenal dari pianis sekaligus vokalis legendaris Nat ‘King’ Cole. Apalagi membayangkan yang menyanyikan adalah George Benson dengan iringan orkes kondang dari Indonesia, Magenta Orchestra. Barangkali hasilnya akan matching.  Seperti yang tertera dalam schedule AXIS Jakarta International Java Jazz Festival 2011 kali ini, vokalis dan gitaris yang pernah meraih kesuksesan besar dengan album “Breezin'” itu tampil 2 kali sebagai artis yang dispesialkan. Hari Sabtu, dengan semacam program tribute to Nat ‘King’ Cole dan hari berikutnya menampilkan greatest hits-nya.

Seperti biasa setiap sore hari sebelum acara “hiking” menapaki setiap jengkal JIExpo Kemayoran selama event jazz terbesar di Asia tersebut, penulis sempatkan untuk mampir di ruang media center untuk mendapatkan update berita terbaru dan nguping kabar-kabar panas dari rekan-rekan sesama kuli tinta. Hanya saja, penulis terperanjat ketika membaca seuntas pengumuman di dinding dari panitia yang memberitahukan bahwa wartawan tulis maupun foto tidak diperkenankan untuk meliput acara George Benson khusus sore itu. Rencana beromantis ria dengan lagu-lagu Nat Cole menjadi buyar.

Penulis mencoba untuk datang langsung ke venue D2 AXIS Hall meski waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 17.30, sama dengan jadwal mulai pertunjukkannya. Awalnya petugas di depan pintu memang masih mencegat para wartawan yang mau meliput. Untuk beberapa saat, penulis masih mengharapkan ada kelonggaran dari panitia. Entah apa yang mereka bicarakan melalui HT, salah seorang dari mereka kemudian memberi kode jempol kepada penjaga pintu.

Akhirnya setelah 15 menit kemudian, para wartawan diperbolehkan masuk. Setelah mamasuki ruangan berkapasitas 10.000 penonton itu baru mengerti mengapa wartawan tidak diperkenankan meliput kesempatan tersebut. Karena seluruh ruangannya diisi penuh dengan kursi, di mana dalam pertunjukan-pertunjukan sebelumnya dibiarkan loss saja, tanpa kursi. Tentu saja kapasitas terbatas ini diprioritaskan untuk para penonton terlebih dahulu dari pada untuk para wartawan. Untungnya, masih lumayan banyak kursi yang kosong.

Karena sudah tertinggal pertunjukan selama belasan menit, waktu itu Benson sedang menyanyikan ‘Too Young’. Suasana dalam ruangan tersebut memang terasa sejuk (selain AC, juga karena sajian musiknya), tenang, intim dan mungkin juga romantis karena didukung penataan lighting yang pas, tidak terlalu berlebihan dalam sorot lampu dengan aneka warna. “Saya suka kalian menyukai lagu romantis”, ujar Benson di atas panggung. Benson juga tampil casual dengan mengenakan setelah jazz tanpa dasi, terkadang sambil menenteng gitar Ibaneznya.  Terlihat Benson juga akrab dan komunikatif dengan penonton.

Beberapa koleksi terkenal yang sempat ditampilkan antara lain ‘That Sunday that Summer’, ‘When I Fall in Love’, ‘I’m gonna to Sit Right Down and Write Myself a Letter’, ‘Monalisa’, ‘Smile’, ‘Rambling Rose’, ‘Just One of Those Thing’ maupun ‘Nature Boy’. Semuanya didukung oleh Magenta Orchestra dengan konduktor Andi Rianto dan rhythm sectionnya dari band intinya Benson. Alasan menggandeng orkes ini juga mengingatkan kita kepada Nat ‘King’ Cole sendiri. Dalam sebuah kesempatan lain wawancara bersama wartajazz.com Benson menyebutkan, “Musik Nat ‘King’ Cole bukan hanya tentang suara ataupun lagunya yang luar biasa, akan tetapi ia memiliki arranger hebat, termasuk yang Sinatra dengar bertahun silam, Nelson Riddle. Ia dapat menulis aransemen terbaik seolah tiada ahli lain yang mampu untuk urusan itu. Nat dan Riddle bak ditakdirkan untuk bersama, suara terbaik lawan kepiawaian aransemen terbaik.” Sehingga paduan vokal dan orkes menjadi satu kesatuan yang mampu menarik hati setiap pendengarnya.

Setelah belasan lagu dari Nat ‘King’ Cole diluncurkan, sepertinya Benson terlalu sayang meninggalkan pertunjukan tanpa menyanyikan beberapa hitnya sendiri. Tak ayal, tembang-tembang ‘Greatest Love of All’, ‘Lady Love Me (One More Time)’, ‘Nothing Gonna Change My Love for You’ sampai ‘Give Me the Night’ berhasil mengundang penonton untuk bernyanyi bersama-sama.

Pertunjukan yang bertepatan dengan suasana malam mingguan itu seperti semakin mendayu saja. Seakan menambah indah dan sempurna bagi ribuan pasangan penonton yang rata-rata berusia 30 tahun ke atas itu. Sebuah kesempatan langka juga, penonton dihibur dengan lagu-lagu lawas dari Nat Cole yang secara khusus dinyanyikan vokalis yang sedikitnya sudah mengantongi 10 Grammy Awards ini. Karena sebelumnya memang belum pernah dilakukannya.

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker