Eastmania, Gandrung Eksplorasi Ketimuran
AXIS Java Jazz Festival 2011
Meskipun bertempat di ruangan dengan tata suara dan akustik yang kurang mumpuni, toh penampilan band ini tetap berkesan. Bukan hanya karena personilnya yang dahsyat, namun terutama oleh sajian musik eksploratif bervisi global, dengan menitikberatkan pada unsur ketimuran yang eksotis. Berlangsung di hari kedua Java Jazz Festival 2011, Eastmania yang tercetus oleh gitaris/komposer Kamal Musallam dan membawa serta musisi legendaris Billy Cobham (drum) dan Kai Eckhardt (bas) juga vokalis Rasha Rizk, kibordis Dwiki Dharmawan, pun Nasser Salameh (perkusi), memberi nuansa bunyi yang menyegarkan.

Enam musisi yang tergabung dalam Eastmania punya preferensi musik dengan latar belakang yang berbeda pula serta menjadi ciri khas masing-masing. Kamal yang hobi mengeksplorasi keragaman budaya dari tempat-tempat yang ia kunjungi, Billy dengan kiprahnya di supergrup Mahavisnu Orchestra dan ranah world music, Kai dengan segala inovasi selama tiga dekade hingga kini, Dwiki lewat proyek kolaborasi musik Nusantara, serta idiosinkrasi Timur Tengah atas diri Rasha dan Nasser. Segala unsur tersebut melebur jadi satu dalam olah bunyi berkelir jazz-rock-fusion.
Malam itu Eastmania hadir dengan garapan segar lewat unison modus-modus Persia dan belahan dunia lainnya, dalam ketukan ireguler dan kompleks. Makin seru tatkala berbalut energi rock distorsif. Tambah kentara geliat ketimuran itu waktu Kamal memainkan al-ʿūd (gambus) yang berpadu apik dengan vokal Rasha dan gertakan perkusi Nasser. Jelasnya, pertunjukan Eastmania meninggalkan kesan bahwa masih banyak teritori musik yang belum tergarap, seperti disuarakan lewat situs resminya, “…menorehkan perspektif baru dalam kultur musik yang sehat dan berpengaruh, untuk generasi mendatang serta menyatukan jiwa manusia, yang kini hilang termakan kebuntuan modernitas, tenggelam dalam komersialisasi bernama industri musik.”
Eastmania rocks!