Dua hari sebelumnya di Rock Auditorium Suntec City Singapore, ayun waltz “All Blues” berekstensi 6/8 bergaung dari panggung trio Scott Henderson. Malam itu (21/03/’11), dalam edisi lain, lekuk nada bergelombang dari permainan intensif tuas ekspresi gitar (bender) mendominasi Hard Rock Cafe Jakarta. Nomer seminal Miles Davis (Kind of Blue, 1959) itu sekali lagi diperdengarkan dalam riak sangar distorsi. Blues elektrik Scott semakin panas kadang terdengar keriting, diselingi kombinasi klasik kord-melodi, babak permainan tonal bersih dengan pantulan halus reverberasi khas gitar strat, dan di waktu lain lengkap muncul sayat halus, sapuan cepat pada fret teratas, dengan lengking klimaks yang bikin merinding.
Hari-harinya mengusung fusion di Tribal Tech bersama bassist Gary Willis yang menjadi salah satu tonggak penting linimasa jazz 90-an sekaligus melejitkan namanya, berpindah ke rumah asalnya dalam karier solo kini, akar blues tulen. Nyaman tampil bertiga, tanpa kibor, set live, menjadikan nomer seperi “Slidin’” (Live!, 2005) sebagai karakter mapannya dalam bermusik. Jalin tema semacam itu dimunculkannya secara beragam malam itu. Nomer kedua “Sphinx” misalnya, segahar ulangan power chord musik metal yang ditahan lama, Scott memilih membunyikannya terang dekat ke sadel. Kali ini tema kromatik padang pasir Arab yang jadi penghantar improvisasi blues.
Laju cepat country twang pun jadi salah satu seleksi, lewat “Hillbilly In The Band” (Well to The Bone, 2002) yang mengundang interaksi penonton berkat bantuan ritme boom chick riang yang dieksekusi Allan Hertz. Drummer ini ditandemkan dengan bassist Travis Carlton. Pemain bas yang menggambari lengan kanannya dengan bass clef (kunci C) ini sering mendapat porsi solo dan memilih aksesori envelope filter, suara wah jenaka, seperti gelembung tertahan-tahan datang dari dalam air.
Seksi ritme solid ini diuji groove intensif nabi fusion Joe Zawinul, lewat “Db Waltz” (D Flat Waltz) diambil sebagai nomer tribute dari album Weather Report (Domino Theory, 1984). Scott mengimbangi riuh soul-funk dengan memainkan aksen-aksen chord dengan petikan pendek gunakan jemari kanannya. Mungkin ini jadi obat rindu wajah lain Scott Henderson. Reuni bawakan fusion semacam ini sempat terjadi pada album solo kibordis Tribal Tech, Scott Kinsey, yang betul-betul bawa kembali roh Zawinul dalam karya baru (Kinesthetics, 2006) yang dirilis label AbstractLogix.
Scott Henderson masih membawa nama besarnya, tidaklah heran jika malam itu terlihat banyak gitaris Iwan Hasan, Tohpati, Coki “Netral”, dan bahkan Mus Mujiono di antara musisi aneka genre yang hadir.