Java Jazz FestivalNews

Pesta Musik Kuba di Java Jazz Festival

Juan de Marcos and the Afro-Cuban All Stars di Java Jazz Festival 2011 (Photo by Griven/Wartajazz)

Imbas dari Buena Vista Social Club memang luar biasa. Di samping menjadi jendela internasional akan keelokan musik dari Kuba, mereka juga menjadi patron para musisi muda Kuba untuk tetap berkarya setelah mengalami kemandegan selama 50 tahun lebih. Pengaruh kehadiran Buena Vista Social Club juga hadir ketika banyak musisi Kuba bisa mendapatkan lebih banyak lagi kesempatan untuk tampil di dunia internasional.

Bandleader, aranger sekaligus komposer Juan de Marcos Gonzalez, yang ikut membidani munculnya Buena Vista Social Club ini akhirnya tampil di AXIS Jakarta International Java Jazz Festival 2011 dalam formasi Juan de Marcos and the Afro-Cuban All Stars. “All Stars” di sini dapat diartikan menjadi sebuah persembahan untuk era-era keemasan untuk tradisi musik dari Kuba. Sebagian musisi pendukungnya pun juga terlibat dalam Buena Vista Social Club. Hanya saja penulis kurang akrab dengan lagu-lagu yang mereka tampilkan namun tanpa sedikitpun mengurangi kenikmatan dalam menyimak mereka. Ada beberapa komposisi yang ditampilkannya, antara lain adalah ‘Alto Songo’, ‘Habana del Este’, ‘Fiesta de la Rumba’, serta lagu terkenal ‘El Cuarto de Tula’. Album mereka ‘A Toda Cuba le Gusta’ sempat menjadi nominator Grammy Awards tahun 1998.

Sedihnya lagi, kadang ingin sekali menari mengikuti irama mereka, seperti yang dilakukan ratusan penonton yang hadir di D1 Tebs Hall malam itu (5/3). Para penonton tersebut menikmati serta mengikuti irama dengan tarian salsa. Namun apa boleh buat dari pada malu karena tidak bisa menari salsa. Meriah dan eksotis sekali suasananya, seolah sedang berada dalam sebuah pesta rakyat di Havana.

Meski demikian, Marcos sengaja menampilkan hampir semua spektrum musik latin. Sebut saja mambo, cha cha, salsa, rumba, son montuno, timba, guajira atau danzón. Selain itu sedikit demi sedikit, Marcos tetap mencoba untuk memberikan inovasi modern terhadap lagu-lagu yang dimainkan.  Dalam sebuah wawancara dia menjelaskan, “We have to use all the heritage of Cuban music to create a sound of the future”.

 

 

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker