
Eric Legnini mengawali karirnya di pertengahan 90an dengan menjadi pianis dikelompok kwartet pimpinan Stefano Di Battista.
Permainannya yang terbuka dengan gaya yang khas jazz, phrasing yang kaya, sensual dan mampu mengawinkan dengan melodi dan vokal, menjadikannya pasangan sempurna dan berharga bagi sang alto saksofonis.
Dengan bekal swing dan hardbop pianis kelahiran Belgia 20 Pebruari 1970 ini tak butuh waktu lama untuk diperhitungkan di dunia jazz internasional.
Tahun 1990, Eric mendapat kepercayaan mengajar jazz piano di the Brussels Royal Conservatory of Music. Di tahun yang sama ia juga sempat masuk dalam film feature yang dibuat Belgian TV, yang menceritakan kehidupannya di Belgia dan Amerika Serikat.
Tahun 1994, Eric membuat sebuah komposisi untuk soundtrack “Ombres et Lumières” sebuah film yang disutradarai Samy Brunet. .
Album pertamanya Essentials di release oleh label Igloo, Selepas itu Eric memutuskan belajar di Amerika Serikat, saat itu usianya 18 tahun. Tinggal di New York sekitar 2 tahun membuatnya tertarik pada kehidupan kosmopolis. Ia lantas tertarik pada hal lain seperti rap dengan artis seperti Public Enemy dan Ice-T.
Disela-sela waktunya, ia sempat pula mengambil beberapa kursus di Long Island University bersama Richie Beirach.
Sebagai musisi jazz ia album yang dirilisnya antara lain Essentiels (Igloo), Natural Balance (Jazz Club), Rhythm Sphere (Igloo), Antraigues (Quetzal), Miss Soul (Label Bleu) dan Big Boogaloo(Label Bleu).
Sepanjang karirnya ia telah bekerjasama dengan sejumlah musisi kenamaan seperti Flavio Boltro, Stefano Di Battista, Laurent Cugny, Eric Lelann, André Ceccarelli dan lainnya.
Eric Legnini yang kini memiliki formasi Eric Legnini Trio mengajak dua rekannya Franck Agulhon (drums) dan Mathias Allamane (bass). Mereka sempat tampil di Dji Sam Soe Super Premium Java Jazz Festival 2007 dan baru-baru ini tampil dalam dua kesempatan di CCF Bandung dan Goethe Institut Jakarta dalam rangka Serambi Jazz sekaligus Printemp Francaise atau Musim semi Perancis.