Seri Seru Peluncuran “Love Life Wisdom” (Kotamu Kapan?)
Setelah membuka dengan sapaan, Indra Lesmana iseng bertanya, “Gimana rasanya dengerin jazz di Hard Rock?” Sambil senyum-senyum pikirkan jawaban, kita boleh serius coba merangkai puzzle sosok ini. Niscaya ada pojok-pojok yang didekasikannya pada grup-grup bersemangat terobosan. Debut LLW (Double L Double U) di wilayah modern cukup masuk akal menilik riwayat Reborn di tahun 2000. Asyiknya adalah, ketimbang pesta rombongan besar, paket ini datang lebih kompak sebagai trio. Dalam cetak tebal trio Indra, kita bisa sebut jelajah abstrak PIG dan hardbop akustik-etnikal Kayon sebelum LLW lahir lewat embrio jam band. Namun, LLW tumbuh tidak dalam potret generik intensitas pola jam semacam Medeski Martin & Wood (MMW), alun lirikal memecah groove berat dari baris rendah piano yang kerap simultan imbangi bass.
“Morning Spirit” yang dipilih malam itu pun punya jeda santai menyamarkan trik sukar ritme menyambut solo. Porsi pertama untuk piano adalah beda dengan porsi untuk bass, bak merayakan pagi dengan dua nyawa. Barry Likumahuwa, magnet penggemar belia, memang diberi peluang seimbang untuk tampil di depan, jikapun warna bassnya sudah cukup kental mencirikan trio ini.
Di sudut lain bangun trio ini, Sandy Winarta mengawal ketat dengan permainan rapat dan kaya ragam aksen. Slot improvisasi drum “Back Into Sumthin” pun diimposisi tegas, membuat yang janggal terdengar alami.
Keseluruhan gairah live bisa didengarkan lewat rekaman bertajuk “Love Life Wisdom” yang rilis perdana secara digital via internet disambung cakram padat edisi Twitter yang bisa dibeli secara fisik sejak 10 Juli lalu. Namun, kita akan melewatkan siklus-terlahir-kembalinya klasik “Bulan di Atas Asia” ataupun versi funk “Reborn” (yang menghapus ingatan ekor latinnya) jika tak menonton konsernya. Belakangan bahkan Indra gandrung memboyong piano elektrik Wurlitzer vintage 70-an ketimbang Rhodes. The beast, begitu kira-kira ia sempat dijuluki Indra, ternyata jinak dan lebih anggun bunyikan harmoni. Kesempatan yang sayang pula jika terlewat adalah merasakan lenting ekspresif talk box (yang sering saru dengan vocoder) gabung solo Moog dalam tolakan gravitasi saat tajuk album diluncurkan vokal tebal Dira Sugandhi ke atmosfer lantai dansa berlabel acid jazz.
Masih haus? Dahaga urban bersilangan jalan kembali temukan oase saat tutur rap ditingkahi decit turntable dieksekusi tangguh Kyriz Boogieman dan DJ Cream pada tribute “Stretch N Pause” yang bernafas blues. Kali ini bagian voice adalah komplemen Indra Aziz.
***
Pentas Hard Rock Cafe adalah bagian dari peluncuran album LLW yang kali ini dituanrumahi Magnetic Brava, sebuah program yang membidik target pendengar radio Brava 103.8 FM (Brava Listeners) untuk lebih mengenal dekat stasiun favoritnya secara off air. Jadwal padat, menunggu konfirmasi, dan tuan rumah berbeda tampaknya bakal menyusulkan panggung-panggung berikutnya. Kotamu kapan?