Hari pertama Bekasi Jazz Festival 2011 telah berlalu, diawali aksi seru Indro Hardjodikoro & The Fingers hingga tuntasnya oleh Barry Likumahuwa Project. Ada peningkatan jumlah penonton yang cukup signifikan dibanding BJF tahun lalu, meskipun dari segi line-up tak jauh berbeda. Selain dimeriahkan penampilan band lokal, terdapat grup luar negeri yaitu M.Y.M.P. dari Filipina, Galaxy Jazz Big Band asal Jepang, serta kuartet fusion energik kebanggaan Australia, Logic?.
Dimulai lepas pukul empat sore, hari kedua BJF 2011 berawal performa gitaris-penyanyi Calvin Jeremy. Ia membawakan lagu-lagu yang terinspirasi pengalaman pribadi, di antaranya “Wanita Tak Biasa,” Maaf,” atau “Selamanya.” Berlanjut menuju RANyang seperti biasa melagukan “Mencuri Hati,” “Salah Tingkah,” “Pandangan Pertama,” serta hit “Jadi Gila.”
Selepas penampilan singkat Logic?, tibalah saat untuk menikmati blues penuh energi besutan Gugun Blues Shelter. Digawangi oleh Muhammad Gunawan alias Gugun (gitar, vokal), Jonathan Armstrong – Jono (bas), dan Aditya Wibowo – Bowie (drum), grup ini melesat dan mendapat sambutan meriah dari audiens lewat tembang andalan “Emptyness,” “Soul on Fire,” “Plastic People,” juga irama funk dalam “Funky Chicken” dan “Trampled Rose.” Ada pula aransemen lagu Stevie Wonder“Superstition” bergaya blues elektrik.
Seperti halnya Gugun Blues Shelter, ini adalah kali pertama ESQI:EF atau Syaharani and the Queenfireworks untuk tampil di ajang Bekasi Jazz Festival. Dengan dukungan gitaris senior Donny Suhendra dan kawan-kawan, malam itu Syaharani memikat audiens lewat suaranya yang khas, bawakan nomor pembuka “Picnic to the Sky,” “Kiranya,” “Call Me,” “Kekasih Palsu,” hingga lagu milik The Beatles“’Till There Was You” yang berlirik romantis.
Penampil berikutnya adalah grup dengan personil terbanyak, bertajuk Y2K Bigband Special Idol Reunion Project, menyertakan pula ansambel gesek serta tiup mengiringi para vokalis jebolan kontes Indonesian Idol Nania, Monita, Aji, dan Tesa. Band ini melaju lewat “Take Four” (versi 4/4 “Take Five” gubahan Dave Brubeck), laluTesa menyanyikan “Separuh Nafas,” Aji dengan “Keterlaluan,” kemudian Nania bawakan “The Look of Love” yang pernah dipopulerkan oleh Diana Krall beberapa waktu lalu. Aji dan Monita bertandem pada “My Everything,” menuju duet Nania dengan Aji melagukan “Sedalam Cintamu” milik Indra Lesmana.
Menyusul aksi panggung kedua M.Y.M.P., tampillah para musisi jazz senior Indonesia, trombonis Benny Likumahuwa, penggebuk drum Cendi Luntungan, tidak ketinggalan Oele Pattiselanno dengan gitarnya, serta basis Jeffrey Tahalele juga conguero Iwan Wiradz. Derap irama jazz latin “Mambo Inn” serta “Bah Samba” mengiasi arena BJF 2011, nikmat sekali untuk mencerna olah ritme tegas dan presisi sajian Cendi, Iwan turut sumbang suara sembari menepuk conga di salah satu nomor. Makin lengkap dengan hadirnya Dira Sugandi, ia langsung membius penonton lewat “Over the Rainbow” teriring manisnya jentikan gitar Oele. Berlanjut nuansa Brasilia atas tembang “Agua de Beber” serta aransemen memikat “Anging Mamiri” dalam intro ballad beralih swing. Ditutup oleh detak samba pada “Mas Que Nada” yang bikin audiens bergoyang hingga akhir birama.
Sama dengan tahun lalu, Bekasi Jazz Festival 2011 dituntaskan oleh Maliq n D’Essentials, grup yang digemari banyak kawula muda. “Terdiam,” “Blow My Mind,” serta “Katakan” adalah deretan lagu untuk mengawali perjumpaan, hingga “Untitled” yang dibawakan setelah “Dia.” Tampak kerumunan penonton yang akrab pun hafal melagukannya. “Terlalu” mengakhiri aksi panggung mereka sekaligus membungkus rangkaian Bekasi Jazz Festival 2011, berakhir sebuah tradisi pesta kembang api sebagai gong penutupan acara tersebut.
Dengan rampungnya jilid kedua Bekasi Jazz Festival, hitung mundur menuju seri ketiga tahun depan telah dimulai. Semoga menjadi lebih baik lagi, terutama dari segi tata suara dan line-up, dengan konsep yang semakin matang. Selamat untuk kerja keras panitia dalam menebar benih jazz di kota Bekasi yang diharapkan memberi citra yang semakin baik. Salam jazz!