News

Either/Orchestra persembahkan karya terbaru The Collected Unconscious di New York

Kelompok Either/Orchestra (E/O) adalah sebuah ansamble dengan anggota sepuluh orang terdiri dari dua pemain trumpet, trombone, tiga saxophones, piano, acoustic bass, drums dan konga, yang bermarkas di Cambridge Massachusetts.

Didirikan oleh saxophonist/komposer Russ Gershon tahun 1985,  E/O meracik kebebasan dalam jazz dan kelincahan bersama kekuatan tenaga dan kehalusan warna orkestra jazz plus sentuhan groovy dari musik afro-latin. Menginjak usianya yang ke 20 tahun, kelompok ini makin kinclong.

Kelompok ini akan tampil dalam sebuah pergelaran mempersembahkan karya terbaru yang diberi judul “The Collected Unconscious,” yang berbasis pentatonik dan triple rhythms dari musik Ethiopia.

Kehadiran E/O memiliki keunikan tersendiri ditengah-tengah banyaknya grup musik jazz baru, karena konsistensi mereka untuk selalu menghadapi segala tantangan di perjalanan. Pengalaman menjelajahi banyak panggung dan negara, tentu modal besar yang mereka bisa manfaatkan. Ada hal yang menarik dari mereka yaitu masing-masing dari mereka jago bermain alat musik tidak hanya dalam sebuah genre/gaya dalam musik jazz saja namun dalam banyak gaya dan variasi. Ada pola-pola kolektif improvisasi disertai dengan pengendalian emosional yang terkontrol.

Yang tak kalah menarik adalah dukungan dari tiga pemerintahan sekaligus yakni, AS, Perancis dan Spanyol pada kegiatan kelompok ini.

Hingga hari ini Either/Orchestra telah menelurkan sepuluh album antara lain,Ethiopiques 20: Live in Addis, Neo-Modernism, Afro-Cubism, More Beautiful than Death, Across the Omniverse, The Brunt, The Calculus of Pleasure,
The Half-Life of Desire, Radium dan Dial “E”.

Dengan nama Either / Orchestra seolah-olah kelompok ini memunculkan pertanyaan yang kritis dan memunculkan manifestasi dalam berkarya dengan gaya postmodern jazz. Kurang lebih mereka mempertanyakan sendiri bahwa kelompoknya itu adalah sebuah orkestra big band atau bukan. Atau barangkali di antara keduanya. Mereka membawa tradisi dari Fletcher Henderson, Charles Mingus, Sun Ra sampai Muhal Richard Abrams dengan perkembangan musik jazz mutakhir yang diramu menjadi sebuah konsep yang matang.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker