News

Dutch Swing College Band: mengayun dalam goyangan jazz tradisional

Liputan konser Dutch Swing College Band, Erasmus Huis Jakarta, 31 Oktober 2011

Dimulai menjelang pukul delapan Senin malam (31/10), pertunjukan yang menampilkan Dutch Swing College Band (DSCB) di auditorium Erasmus Huis itu memberi kesan tak terlupakan. Bagaimana tidak, penampilnya adalah band kelas dunia yang dikenal atas sajian memikat jazz tradisional; bebunyian New Orleans, dixieland, swing, telah mereka hadirkan dalam evolusi band ini sejak tahun 1945!

Musikalitas prima, interaksi komunikatif dengan audiens, serta atraksi-atraksi seru adalah alasan mengapa band ini begitu dicintai penggemarnya. Sejak didirikan oleh saksofonis-peniup klarinet Peter Schilperoort, DSCB telah melanglang buana lintas kontinen membawakan garapan unik sound khas mereka. Selain rekaman-rekaman DSCB sendiri yang begitu masif, mereka pun pernah tampil bersama legenda jazz semisal Sidney Bechet, Jimmy Witherspoon, Joe Venuti, Teddy Wilson, Bud Freeman, dan lain-lain.

DSCB membuka konser lewat “Opening Tune” yang menjadi signature style mereka. Line-up terkini ialah Bob Kaper selaku pengarah musik, leader, klarinet, dan saksofon alto, Ton van Bergeijk (gitar, banjo, vokal), Frits Kaatee (klarinet, saksofon), Ardie Braat (kontrabas), George Katee (trombone) yang malam itu digantikan pemain lain, personil termuda Keesjan Hoogeboom (trumpet, vokal), dan penanggung jawab ritme Onno de Bruijn (drum).

Dutch Swing College Band @ Erasmus Hus Jakarta
Dutch Swing College Band @ Erasmus Hus Jakarta

Mereka bertujuh tampil solid dan cemerlang, infeksi beat maupun frase-frase genit begitu nyata, penonton pun tak kuasa menahan goyangan serta decak kagum yang tergambar lewat senyuman antusias. Sederet nomor begaya dixieland pula New Orleans turut menghiasi malam yang kian meriah. Alunan blues berbunyi merdu dalam “Basin Street Blues,” Frits memandu dengan saksofon sopranino.

Keesjan Hoogeboom dan Bob Kaper
Keesjan Hoogeboom dan Bob Kaper

Menyaksikan DSCB seolah memberi gambaran, bagaimana serunya Louis Armstrong and his Hot Seven di era 1920-an, berkat tradisi yang tetap lestari oleh band sarat pengalaman tersebut. Dari hangat, memanas, kemudian beralih sejuk dalam “Nuages” milik Django Reinhardt, gitaris pelopor gypsy jazz tersebut. Melodi indah berhembus lewat paduan klarinet Bob dan Frits sebelum diambil alih oleh jentikan gitar Ton yang otentik.

Dutch Swing College Band @ Erasmus Huis Jakarta
Dutch Swing College Band @ Erasmus Huis Jakarta

Selepas interval, sesi kedua dimulai dengan energi “Changes Made” menuju komposisi Boyd Atkins yang dipopulerkan Louis Armstrong, “Heebie Jeebies.” “Ceritanya si Louis [Armstrong] sedang kena guna-guna,” ujar Bob menjelaskan perihal nomor tersebut. Ada pula nuansa spiritual gospel dalam “Just a Closer Walk with Thee,” serta gubahan Sidney Bechet berjudul “Dans les rues d’Antibes.”

Dutch Swing College Band @ Erasmus Huis Jakarta
Dutch Swing College Band @ Erasmus Huis Jakarta

Nomor ballad turut dimainkan, “Little Ones” karya Cole Porter untuk film High Society (1956) yang begitu melenakan. Berubah menuju riuh gembira waktu “All That Jazz” berkumandang, trumpeter Keesjan menunjukkan kharismanya lewat nyanyian merdu. “Ain’t Misbehavin’,” “Tiger Rag” adalah nomor jagoan DSCB, sebelum berakhirnya konser dengan encore berupa medley terselip “When the Saints Go Marching In.”

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker