NewsWorkshop

Sambangi Yogyakarta, Akira Jimbo tampil energik lewat atraksi One-Man Orchestra!

One-Man Orchestra Performance oleh Akira Jimbo, Yogyakarta 22 November 2011

Selasa malam (22/11), merupakan kali ketiga bagi drummer asal negeri sakura, Akira Jimbo, untuk hadir di Yogyakarta. Kedatangan Akira Jimbo tersebut adalah sebagai pengganti niat awal untuk menampilkan band fusion Casiopea, dengan Akira selaku penggebuk drum. “Sebenarnya sudah lama saya mendekati pihak Yamaha agar membantu mendatangkan Casiopea ke Yogyakarta, namun band fusion terkenal tersebut sudah vakum sejak 2005. Sebagai gantinya, pihak Yamaha berbaik hati membawa Akira Jimbo ke Indonesia, dan Yogyakarta dipilih sebagai tuan rumah selain Jakarta,” ujar Tony Prasetiantono yang juga promotor acara Jazz UGM.

Akira Jimbo - One-Man Orchestra Performance (Yogyakarta)
Akira Jimbo - One-Man Orchestra Performance (Yogyakarta)

Konser bertajuk One-Man Orchestra Performance terselenggara oleh Yamaha (Akira Jimbo adalah salah satu artisnya), Hana Music, Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) UGM dan Program Magister Manajemen UGM. Untuk tempat berlangsungnya pertunjukan, dipilihlah Auditorium Magister Manajemen UGM sebagai venue yang tampak ideal, untuk sebuah seminar.

Ratusan audiens telah mengantri sebelum acara dimulai, meskipun acara tersebut gratis adanya, namun mesti terlebih dulu memiliki undangan yang jumlahnya terbatas. Alhasil, mereka yang tak mengantongi undangan terpaksa menyaksikan lewat proyektor sembari lesehan di luar ruangan.

Konsep One-Man Orchestra menampilkan atraksi Akira melalui perangkat drum set berteknologi mutakhir berlabel Yamaha DTX, sehingga walaupun ia beraksi tunggal, sajiannya akan seperti sebuah orkestra.

Akira Jimbo - One-Man Orchestra Performance (Yogyakarta)
Akira Jimbo - One-Man Orchestra Performance (Yogyakarta)

Akira Jimbo langsung menggebrak dengan “James Bond Theme” milik Monty Norman. Perpaduan bunyi drum akustik dan suara sintetis aneka instrumen dari drum elektrik, memberi keleluasaan untuk eksperimentasi sound, ketika mendengarnya, memang begitu ramai layaknya sebuah orkestra – dengan Akira seorang diri sebagai kondakter pula pemain.

Berlanjut dengan suguhan “Theme from Mission: Impossible,” lekuk tango atas “Libertango,” pula “Spain” kepunyaan Chick Corea, semuanya dibawakan Akira penuh energi, pukulannya presisi pun tegas. Tak hanya beraksi di atas drum, dirinya juga menyelipkan sesi workshop, seraya mempromosikan produk anyar keluaran Yamaha yang ia mainkan. “Kunci untuk menjadi seorang pemain drum yang baik itu ada dua; pertama, harus punya not seperempat (quarter note) yang kuat, kedua, ia harus memiliki sound spesifik lewat pukulannya, itulah yang membentuk karakter permainan,” jelas Akira.

Ketika masuk bagian tanya-jawab, salah satu penonton menanyakan perihal sumber inspirasi dan siapa drummer yang berpengaruh bagi Akira. “Salah satu drummer teladan ialah Steve Gadd, saya mengembangkan teknik diddle-paradiddle dengan kreasi saya sendiri. Dimulai dari bentuk sederhana sampai sebuah rangkaian pukulan kompleks,” terangnya sambil menterjemahkan lewat permainan demo singkat.

Ada pula audiens yang bertanya, “Anda begitu santai dalam memainkan drum, bahkan serumit apapun anda masih bisa tersenyum. Apa yang anda pikirkan?” Akira Jimbo menanggapi, “Waktu bermain drum, saya tidak memikirkan apa-apa, sebab bila terlalu banyak berpikir waktu di atas pentas, beresiko untuk jadi grogi dan luput,” terangnya. Ia menambahkan, “Harus lebih banyak merasakan ketimbang mikir,” ujarnya seraya merakah.

Akira pun berbagi tips seputar aksentuasi dan hal mendasar yang seringkali tak dihiraukan, semisal memegang tongkat drum. “Dengan aksentuasi kita dapat memberi nuansa yang berbeda, dan genggamlah tongkat drum secara rileks, pukulan menjadi lebih terkendali dan stamina terjaga,” pesannya.

Turut pula dihadirkan, medley lagu-lagu hit Michael Jackson, “Beat It,” “Billie Jean,” “Wanna Be Startin’ Somethin’,” di antaranya. Akira mengungkapkan bahwa permainannya langsung terjadi di atas panggung, tanpa minus one atau playback. Semua terkontrol melalui dua tangan dan dua kakinya. “Semua harus presisi dan tepat waktu. Kalau salah sedikit saja, akan jadi berantakan,” pungkasnya sembari mencontoh apa yang ia maksud.

Antrian penggemar demi mendapat tanda tangan Akira Jimbo
Antrian penggemar demi mendapat tanda tangan Akira Jimbo
Sesi pemberian tanda tangan oleh Akira Jimbo
Sesi pemberian tanda tangan oleh Akira Jimbo

Usai pertunjukan, ratusan penggemar berbaris rapi guna mendapat tanda tangan drummer berumur 52 tahun tersebut. Akira Jimbo pun melayani satu-persatu dengan ramah dan sumringah. Sugoi!

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker