I Know You Well Miss Clara, eksplorasi bunyi tanpa pretensi
Konser I Know You Well Miss Clara, @america Jakarta, 2 Desember 2011
“The people of your century no longer require the service of composers. A composer is as useful to a person in a jogging suit as a dinosaur turd in the middle of his runway.”
– Frank Zappa, Them or Us, hal. 1 (1984).
Kugiran asal Yogyakarta, I Know You Well Miss Clara (IKYWMC), meskipun usianya baru setahun, namun tatkala menyaksikan penampilan mereka, jelaslah bahwa grup ini patut diperhitungkan. Pasalnya, kelompok musik yang digawangi oleh Reza Ryan (gitar), Enriko Gultom (bas), Ady Wijaya (piano/kibor), dan De Al (drum/perkusi) tersebut berani untuk menyajikan sesuatu yang berbeda; segarnya olah bunyi eksperimental, menghardik suatu kemapanan genre, juga interaksi musikal yang eksploratif.
Untuk pertama kali, IKYWMC menggelar pertunjukan di ibukota, Jumat malam (2/12) bertempat di @america, The Pacific Place Jakarta, bertajuk The Art of Music: I Know You Well Miss Clara. Dimulai selepas jam tujuh malam, band ini mulai beraksi. Bagi pendengar yang belum terbiasa, mungkin akan langsung mengkategorikan pathing klenyit (bahasa Jawa untuk olahan bunyi yang mengalir tak tentu arah dan menjemukan – red.), abstrak, tumpang tindih, dan lain sebagainya. Tetapi, untuk pecinta musik progresif, hal itu justru merupakan sebuah daya tarik.

Terbagi menjadi tiga “bagian” (Chapter 1 – 3), IKYWMC menghadirkan enam buah komposisi hasil tukar pikiran antar keempat personil. “Open the Door and See the Ground,” “Converssation #1,” “Pop Sick Love Carousel,” “Reverie,” “Dangerous Kitchen,” dan diakhiri “Love Letters from Canada.” Lewat permainan mereka, kentara bahwa preferensi musik yang luas, menyebut mazhab “Canterbury sound” semisal Soft Machine, pula Allan Holdsworth, John Coltrane, Frank Zappa and The Mother of Invention, Weather Report, dan Mahavisnu Orchestra di antaranya.
Di samping penampilan IKYWMC yang solid dan energik, ada beberapa catatan; antara lain tata lampu yang terlihat kurang akomodatif, diungkapkan pula oleh para pemain, serta gaya panggung yang masih nampak malu-malu dan sedikit canggung. Adalah hal yang sangat baik, apabila skill mumpuni didukung dengan musicianship yang komunikatif, sebagai jembatan antara penampil dan audiens.
Bagaimanapun, upaya IKYWMC hadirkan sajian bunyi progresif melabrak batasan genre dan acuan musik patut diacungi jempol. Bahkan, mereka akan segera merilis album perdana Chapter One yang diluncurkan Februari 2012 oleh label MoonJune Records yang bermarkas di New York, Amerika Serikat. Hal ini berarti IKYWMC akan “serumah” dengan Tohpati, simakDialog, pun Ligro.
Salut!