News

Jazz Gallery di Penang Island Jazz Festival ke 8, 2011

Penang Island Jazz Festival ke 8 digelar 1 – 4 Desember 2011, salah satu festival  jazz internasional yang menampilkan musisi-musisi jazz dari berbagai negara, yang menarik adalah festival ini tidak sekedar hanya menampilkan performance para musisi tapi juga mengadakan program-program lain untuk mendukungnya.  Salah satu yang cukup menarik untuk dilihat di festival yang berlangsung selama empat hari ini adalah Jazz Gallery, sebuah upaya dan ide yang cukup bagus untuk menampilkan musik jazz dari sisi lain dan bahwa musik jazz juga bersimbiose dengan kerja-kerja kreatif yang lain.
Pameran terdiri dari beberapa bagian, Photo Exhibition oleh seorang fotografer internasional dari Slovenia yaitu Ziga Koritnik, Pameran Poster, Pameran Perkusi dan bagian yang menampilkan Dokumentasi tokoh-tokoh dari Penang yang berpengaruh terhadap  Musik Populer di Malaysia. Perbagian mempunyai daya tarik tersendiri yang bisa dieksplorasi oleh pengunjung.

Pameran Foto Ziga Koritnik

Portrait of Saxophonist Archie Shepp (photo by Ziga Koritnik)

Ziga korotnik, fotografer berasal dari Slovenia yang banyak mendedikasikan diri untuk mengabadikan berbagai jazz festival dan musisi-musisi jazz lewat jepretan kameranya, foto-fotony sudah banyak tersebar di berbagai media internasional seperti Jazz times, Jazziz, Signal to noise, Village voice, All About jazz, Jazz Notes, Down Beat, juga foto-fotonya menghiasi sampul-sampul CD di beberapa label bergengsi seperti Enja, Tzadik, Intuition Music dan Leo Records.  Selain sudah berpameran di berbagai negara, Ziga juga sudah menerbitkan sebuah buku , dengan banyak reputasi internasional dati Ziga, beruntungs ekali bsia melihat (meskipun hanya sebagian “kecil”) karya-karya Ziga Koritnik teruatama karya-karya spesial untuk Portrait dan Aksi dari para musisi-musisi jazz dan “jazz” yang juga menjadi spesialisasi Ziga.
Melihat foto-foto karya Ziga dalam pameran ini kita tidak hanya melihat sebuat potret sebagai “benda mati” tapi sebuah imej yang bercerita, sebuah imej yang berbicara. Foto-fotonya tidak hanya mendokumentasikan tapi juga menampilkan karakter obyeknya, bahkan kadang juga memunculkan karater musical dari obyeknya, bisa dikatakan karya Ziga juga sebuah foto yang musical.
Misalnya beberapa foto yang ditampilkan seperti foto dari seorang drummer yaitu Han Bennink dengan sikap yang humoris duduk di sebuah kursi dengan santai, Han Bennink sendiri seorang musisi jazz dan improvise musik yang selalu menampilkan humor dalam performance musiknya, atau foto saxophonist Archie Shepp, seorang saxophonist yang berpengaruh dalam perkembangan free jazz dan pada tahun 60-an selalu menampilkan “kemarahan” dan pandangan-pandangan politiknya lewat musik yang dimainkan, disini ditampilkan sebagai sosok yang serius denagn pandangan tajam dan memangku “senjatanya” yaitu tenor saxophone yang menjadi specialisnya, dan masih banyak contoh-contoh lain (untuk melihat karya-karya Ziga , bisa membuka website di http://www.zigakoritnik.com ).
Bisa dikatakan Ziga seorang fotografer yang selain tentunya menguasai teknik dengan matang juga bisa menyelami karakter obyeknya, selalu tahu apa yang menjadi keistimewaan obyeknya, tahu dari sisi mana menceritakan dan menonjolkan “jiwa” obyeknya dan Ziga memberikan jiwa (soul) pada foto-fotonya, eksistensi obyeknya terekam dalam foto-foto tersebut, seperti kata Susan Sontag “”Today everything exists to end in a photograph.”

Pameran Foto Ziga Koritnik, Penang Island Jazz Festival, 2011 (photo by ajiewartono)

Pameran Poster dan Perkusi
Pameran poster menampilkan desain-desain poster yang menambil imej para musisi-musisi jazz dunia, hal ini bsia memperkaya pengetahuan dan menambah referensi meraka mengenal para musisi-musisi jazz yang kiprahnya juga mempengaruhi perkembangan musik jazz secara menyeluruh, meskipun tidak begitu banyak tapi sedikit mewakili berbagai gaya jazz yang diaminkan oleh musisi-musisi yang terekam dalam poster-poster tersebut.
Gelaran berbagai macam perkusi juga menarik untuk dilihat, apalagi disini pengunjung juga bisa ikut mencoba memainkan alat musik tersebut. Menambah khasanah pengetahuan tenatng berbagai macam alat perkusi dari yang tradisional sampai yang modern.

Pameran Perkusi, Penang Island Jazz Festival, 2011 (photo by ajiewartono)

Dokumentasi Musik Populer di Malaysia
Satu bagian yang menarik dan merupakan ide yang bagus dalam jazz gallery ini adalah bagian dimana dokumentasi tentang mulainya perkembangan musik popular di Malaysia terutama para musisi-musisi Penang yang berjasa bagi perkembangan musik Malaysia dapat kita akses. Nama-nama legendaries seperti P. Ramlee dan Jimmy Boyle dapat kita ikuti bagaimana perjalanan mereka yang berjasa dalam mengembangkan musik popular tidak hanya di Malaysia tapi nama dan pengaruh mereka juga di negara-negara sekitarnya. Tokoh-tokoh lain seperti Ahmad Nawab, The Rajamoney, Ahmad Merican, Green Parrot, mungin bukan nama yang popular diluar Malaysia, tapi justru dengan pameran ini bisa diketahi bagaimana sepak terjang mereka dalam mengembangkan musik popular dan tentunya menambah wawasan bagi para pengunjung, sebuah dokumentasi sejarah musik yang cukup penting bagi Malaysia, seperti kata Bung Karno , “Jangan melupakan sejarah” .

Dokumentasi Sejarah Musik Populer Penang, Penang Island Jazz Festival, 2011 (photo by ajiewartono)

Bgaian Jazz Gallery secara keseluruhan ini meskipun belum maksimal tapi merupakan sesuatu yang menarik, sisi lain dari sebuah festival yang bisa memberikan edukasi dan wawasan bagi pengunjung, hanya sayang belum begitu diekplorasi baik secara publikasi maupun konten pameran itu sendiri, pada saat konser-pun peberitahuan tentang Jazz Gallery ini tidak begitu sering diinformasikan pada para penonton. Bagian ini masih seperti sebuah “tempelan” saja untuk keseluruhan festival, mungkin jika dieksplorasi lagi pameran ini akan juga sama penting dan menariknya dengan konser musiknya. Bagaimanapun salut buat penyelenggara yang menampilkan Jazz Gallery yang cukup menarik (ajiewartono/wartajazz)

Ajie Wartono

Memimpin divisi Projects & Event Management. Pernah mengikuti Dutch Jazz Meeting di Amsterdam, Belanda. Selama dua tahun dipercaya menjadi Ketua Festival Kesenian Yogyakarta (2007, 2008) selain sebagai Program Director, Bali Jazz Festival dan Ngayogjazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker