“This group [e.s.t.] has become one sound, one genius mutant human being with six hands, three brains and one musical sensibility.”
– Jamie Cullum
Pada Januari 2007 Esbjörn Svensson Trio (e.s.t.) tengah melakukan tur Asia dan Australia, tampil di Tokyo, Osaka, Yokohama, Jakarta, Perth, dan Sydney. Adalah ketiga kalinya mereka manggung di Jepang, dan kali kedua di Australia. Tak lama setelahnya, e.s.t. merilis album monumental Live in Hamburg (ACT Music, 2007) yang diganjar “Album of the Decade” oleh London Times.
Waktu berada di Sydney, e.s.t. yang digawangi pianis Esbjörn Svensson, kontrabasis Dan Berglund serta pemain drum Magnus Öström menggarap materi baru di Studio 301, ketika sedang jeda tampil. Ketiganya melakukan sesi rekaman selama 9 jam dalam dua hari, menelurkan salah satunya album Leucocyte (ACT Music, 2008) sebagai rintisan pertama dari sesi tersebut.
Segera setelah rampung merekam, Esbjörn Svensson langsung menyuntingnya ke dalam dua album. Kala itu rencananya, entah dirilis menjadi album ganda atau dua album tunggal. Namun karena kematian tiba-tiba sang pianis, hanya sebuah album yang diluncurkan (Leucocyte).
Tiga tahun kemudian, Dan pula Magnus merevisi sisa materi yang belum tersentuh. Bersama sound engineer andalan Ake Linton, mereka melakukan editing dan akhirnya berwujud sebuah album bertajuk 301, diambil dari nama studio tempat berlangsungnya sesi rekaman.
Album tersebut akan diluncurkan akhir Maret 2012, di bawah payung label rekaman asal Jerman, ACT Music.
