News

Barry Likumahuwa Goes to Bop?

Paling tidak 4 tahun terakhir ini nama bassis Barry Likumahuwa semakin mengharu biru dalam kancah musik jazz nasional. Sekurangnya sudah ada 2 album darinya dengan bendera Barry Likumahuwa Project (BLP) sukses mendapat respon para pecinta musik jazz di negeri kita ini. Segmen pendengar BLP yang meramu funk, soul, pop dan jazz ini memang terlihat ear catching untuk kawula muda.  Coba simak saja tembang-tembang seperti ‘Mati Saja’ atau ‘Craze (Yang Terindah)’. Untuk pendengar yang ingin lebih menantang lagi silakan juga bisa didengar melalui tembang ‘Seven 7’ dan ‘Twitter Jam’. Belum lagi kesibukannya bersama LLW (Indra Lesmana, Barry Likumahuwa & Sandy Winarta) yang juga sudah menghasilkan album debutnya dan di akhir Desember 2011 kemarin sukses manggung di Blue Note Tokyo.

Sepertinya sampai saat ini Barry juga belum puas dengan eksplorasi musiknya. Dalam sebuah kesempatan dalam event musik jazz di Surabaya bulan lalu, penulis sempat menyaksikan aksi panggungnya dengan formasi yang berbeda dibanding dengan sebelumnya. Musik yang disajikannya pun juga berbeda. Sementara ini formasi tersebut masih disebut dengan Barry Likumahuwa Quartet. Meski belum berani jikalau namanya terus disingkat menjadi BLQ misalnya. “Untuk menghindari image yang mengesankan mengekor kepada BLP”, menurut pengakuan Barry sendiri dalam sebuah kesempatan wawancara.

Yang jelas, dalam formasi Gerald Situmorang (gitar), Dimas Pradipta (drum), Jordy Waelauruw (trumpet) ini berbeda lineup maupun konsep dengan apa yang ditampilkannya dibandingkan dengan BLP, meski Dennis Junio (alto sax) masih ikut terlibat. Kali ini Barry terkesan lebih idealis dengan menampilkan koleksi standard jazz seperti ‘Speak Low’ dan beberapa komposisi lain seperti ‘Israel’, ‘The Quest’ dan ‘Not Like Us’. Mereka sendiri terinspirasi untuk membentuk kolompok ini setelah melihat penampilan Roy Hargrove dan Maurice Brown ketika tampil di Java Jazz Festival  tahun lalu dan merealisasikan keinginan tersebut pada bulan Juni 2011.

Sejauh ini mereka masih dalam tahap penjajagan mencari warna dan style dengan lokomotif Barry Likumahuwa Quartet, sehingga belum masuk dapur rekaman. Meski sangat terbuka kemungkinan kelompok ini juga menjadi salah satu mesin bermusik dari Barry beserta teman-temannya itu untuk mendokumentasikannya ke dalam sebuah album.  Melihat penampilan mereka sendiri, warna modern bop lah yang hadir. Artinya, mungkin para penggemar BLP juga bisa berapresiasi dengan musik jazz yang lebih luas lagi tanpa harus mengerutkan kening

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker