News

Musik Kamar Rasa Jazz: Dwiki Dharmawan dan Sa’Unine String Quartet

Sudah sejak lama nama Sa’Unine String Quartet muncul dalam daftar kredit banyak album tanah air. Jika tak jeli, kita akan lengah bahwa itu adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti “asal bunyi”. Kuartet gesek yang getol rekaman inipun tak lupa untuk punya album sendiri, tak tanggung-tanggung sebagai orkestra dalam “Masa Lalu Selalu Aktual” yang membawa dolanan tradisional secara serius dalam garapan jenaka dan album kedua “Buaian Sepanjang Masa” (2011).

Maret 2011 lalu, ensambel Jogja yang sering mangkal di Tembi Rumah Budaya ini tampil bersama Dwiki Dharmawan. Dengan tambahan Doni Sundjoyo pada double bass, cello yang dimainkan Dimawan Krisnowo Adji, dua violin Eko Balung dan Fafan Isfandiar, serta viola Adi Nugroho, musik kamar kompak ini meng-cover umumnya lagu-lagu Dwiki di World Peace Orchestra (WPO) dalam cita rasa segar. Seksi gesek ini cukup solid mengingat formasinya beririsan dengan proyek Ubiet dan Dian HP di Keroncong Tenggara dan Komposisi Delapan Cinta yang cukup intensif. Selera umum pun ditantang dengan sedikit menyentuh improvisasi free jazz maupun kontemporer lewat eksperimen bunyi-bunyian tak bertala yang cenderung perkusif.

WPO yang pernah merilis album di bawah label Omega Pacific Production (2009) mengangkat nomer tradisi seperti rancak seperti “Paris Barantai” (Kalimantan) dan elegannya “Janger” (Bali), demikian halnya formasi mini Dwiki ini, yang kendati begitu, tetap dalam aransemen berkesan sarat harmoni. “Arafura” yang sering menjadi pilihan live juga ada di dalam pilihan repertoar bersama “Numfor” dan “Jazz for Freeport”. Yang bukan cover album tersebut di antaranya adalah “Tribal Dance” dan “Gunungan”.

Rekam jejak Dwiki cukup panjang dalam wilayah musik tradisi (yang kemudian berpucuk di generalisasi world music). Sejak terlihatnya pakem baru Krakatau pada 1994 dengan Trie Utami melantunkan “Mystical Mist“, ia sempat terlibat musik batu di Nias bersama Rizaldi Siagian dan Hikayat Manaö yang kemudian dipertunjukkan secara luas pada konser Megalitikum Kuantum (2005). Di lain waktu (2007) ia terlibat intens dalam “Meukondroe” bersama seniman Aceh Rafly. Pada Festival Bambu Nusantara 2011 lalu pun, selain terlibat Rafly WaSaja, ia ikut berpartisipasi dalam kelompok Ozenk Percussion.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker