Saksofonis kelahiran Tampa, Florida, David Sanborn, berubah peruntungannya sejak tur dengan legenda Stevie Wonder dan bermain pada “Talking Book“. 1975 juga adalah tahun tur dengan David Bowie sekaligus rilis album solo perdana “Taking Off“. Adalah Paul Butterfield yang pertama melirik bakatnya untuk bergabung dengan band blues-nya setelah menginjakkan kakinya di Hollywood dari perjalanan bis antar kota berbekal musik semata. Pada usia 17-an ia memang sempat berpikir bahwa tak ada pilihan lain, jadi musisi atau berakhir jadi kriminal pencuri mobil. Sanborn sempat sekolah musik setahun di Northwestern University sebelum pindah kuliah ke Iowa.
Tumbuh di Missouri memperkental akar bermusiknya lewat mendengarkan panggung pengamen blues Chicago yang khas di kota-kota kecil itu, hingga bermain dengan nama-nama seperti Albert King dan Little Milton. Namun, arah garapannya kini adalah yang mulai tampak sejak tampil sekaligus menulis musik film “Stelle Sulla Citta” di tahun 1983 sebagaimana ditandai pula oleh rilis jazz kontemporer “Backstreet” (Warner Bros., 1982). Bersama pianis Bob James, sukses “Double Vision” di tahun 1986 semakin mengukuhkan posisinya di jajaran artis smooth jazz.
Laiknya artis-artis GRP di bawah payung Verve Records yang dikenal cukup baik oleh publik jazz Indonesia, video Sanborn sempat ikut beredar saat keping VCD konser banyak ditemui di toko kaset. Distribusi Panorama (1998) itu adalah konser “and friends” yang dijuduli “The Super Session“. Ia tampil perdana di Jakarta pada Agustus 2008 saat tur Tokyo Jazz Festival. Saat itu pemain sesi bas berbobot James Genus ikut rombongannya.
Gestur khasnya, menarik bahu kanannya ke belakang lebih tinggi, seolah meluangkan gerak lengan kanannya saat jemari merapat ke saksofon altonya. Karya yang banyak dibawakan di Jakarta waktu itu adalah dari hasil kolaborasi langgengnya dengan bassist Marcus Miller seperti pada “Upfront“. Selain itu ia menjejak pula tribute bagi pengaruhnya seperti Dizzy Gillespie dan saksofonis soul-jazz King Curtis.
