Java Jazz FestivalNews

Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012: Kharisma Stevie Wonder

Siapakah musisi yang mencuri perhatian orang dari Smokey Robinson, Marvin Gaye, dan The Supremes pada masa keemasan label Motown 60-an? Genius belia itu adalah Stevie Wonder dan pada usianya yang kini lebih sudah dari 60 tahun, legenda pencetak hit top ten dan Grammy ini menginjakkan kakinya lagi di Jakarta. Pada hari pamungkas Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 itu (04/03/'12), seorang ekspatriat jangkung berseru di antara kerumunan, "Detroit!" Motor town (Motown) yang jadi julukan kota barusan adalah tempat bertumbuhnya musikalitas Stevie dalam pengaruh gospel maupun musik sekuler Ray Charles secara imbang sejak pindah ke sana pada 1954.

Tanpa ragu Stevie membimbing penonton dalam undak-undakan pelik groove kreasinya untuk "How Sweet It Is (To Be Loved by You)", nomer yang dipopulerkan Marvin Gaye dan berulang kali dapat sentuhan baru dari artis lain. Jazz partisipatif massal itu (kalau bisa disebut begitu) terkirimkan tanpa kendala untuk diikuti interaksi penonton yang beragam. Beberapa nomer menyusul termasuk adalah "The Way You Make Me Feel" (Michael Jackson) yang dahulu sempat membuatnya menangis haru, tenggelam suaranya sesaat, di tengah konser 25th Anniversary Rock & Roll Hall of Fame sepeninggal mendiang 2009 silam. "Higher Ground" ("Innervisions", 1973) dengan signature aksen wah clavinet menaikkan lagi tensi pertunjukkan dengan derap funk.

Lengkap dengan pesan-pesan cinta, yang diberinya keterangan khusus sebagai relationship (hubungan) antara Tuhan dan manusia, Stevie Wonder membawa suasana kongregrasi kaum kulit hitam ke festival ini. Warna kental yang didesakralisasi Ray Charles ke pentas hiburan sebagai soul. "Hubungan. Anda dan saya dan Tuhan yang kita layani. Bukan tentang agama, melainkan tentang hubungan," begitu Stevie menyebutkan.

***

Stevie Wonder pada jam-session spontan malam sebelum konser
Stevie Wonder pada jam-session spontan malam sebelum konser

Jelang dini hari sebelum konser, sebuah kejutan muncul pada jam session spontan, Stevie Wonder (terlahir dengan nama Stevland Hardaway Judkins) diajak Ron Taylor turun dari kamarnya di Hotel Borobudur. Setelah cukup lama dikerubungi orang saat duduk berdampingan dengan George Duke dan Erykah Badu, ternyata ia naik ke panggung untuk bermain harmonika. Solo singkat itu segera disambung tiupan terompet Maurice Brown yang tahun lalu datang dan diganjar "Jazz Icon On Rise" oleh Java Jazz Festival.

Kharisma musikal Stevie yang seringkali bahkan tak tertebak kordnya oleh musisi jazz ternyata membuat banyak musisi mengidam-idamkan untuk dapat sepanggung dengannya. Merasa disalip? Mungkin belum beruntung. Namun, yang hadir saja banyak yang sudah cukup merasa beruntung. Seseorang berceletuk bahwa kita baru saja melewati momen the holy grail.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker