Semarak Just Jazz Festival 2012 Surabaya
Liputan Just Jazz Festival 2012, Surabaya, 3 Juni.
Untuk kedua kalinya, pagelaran jazz di kota pahlawan Surabaya, Just Jazz Festival kembali berlangsung Sabtu, 2 Juni 2012. Berjarak enam bulan dari edisi pertamanya, acara tersebut mengambil tema “Tribute to Franky Sahilatua,” salah satu musisi asal Surabaya yang karya-karyanya dikenal luas oleh masyarakat sejak pertengahan era 1970-an. Selain itu, festival ini pula memperingati hari ulang tahun kota Surabaya ke-719 yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2012.
Sederet musisi dalam dan luar negeri meramaikan event yang kembali mengambil lokasi di Driving Range Ciputra Golf – Citra Raya yang dipersembahkan oleh ThinkTank! Production. Di samping menyuguhkan karya-karya mereka sendiri, tiap penampil bertugas untuk bawakan sebuah lagu milik Franky menurut kreasi masing-masing.
Kemeriahan bermula selepas adzan Maghrib, dengan tampilnya Orient Express, grup berformat big band yang terdiri atas pemusik profesional US Navy. Menggunakan seragam kelasi berwarna putih, mereka awali penampilan lewat nomor “Don’t Get Around Much Anymore” milik Duke Ellington. Terdengar serunya laju swing berikut atraksi aneka instrumen tiup logam seperti saksofon alto, trombon, trumpet, dan sousafon. Ada pula lagu “New York, New York” bergaya vokal Frank Sinatra di samping aransemen tembang-tembang populer Michael Jackson dan Stevie Wonder.
Selepas aksi panggung rombongan pelaut Amerika tersebut, pengisi acara berikutnya adalah 301 atau dibaca Trioan, ansambel unik gagasan Riza Arshad yang membuat festival ini layak untuk disaksikan. “Konsep 301 seperti simakDialog dalam skala kecil, di mana elemen musik tradisi kita sendiri, dalam hal ini diwakilkan oleh kendang Sunda, dapat memberi komplimen pada jazz itu sendiri,” jelas Riza saat sesi konferensi pers beberapa waktu sebelum pentas.
Berisi empat orang pemain, Riza di posisi Rhodes, Donny Koeswinarno pada flute, serta Cucu Kurnia dengan kendangnya dan kontrabasis Chaka Priambudi melengkapi formasi 301 yang malam itu membuka lewat aransemen menarik atas “Questar” yang terambil dari album My Song (ECM, 1978) kepunyaan Keith Jarrett, salah satu pianis dan komposer panutan Riza. Tema utamanya tetap dimainkan, namun menjadi lain sekali dan lebih menggoyang berkat aksen tepuk kendang Cucu.
Dilanjutkan “Footprints” gubahan saksofonis Wayne Shorter dan “Perahu Retak” yang terdengar eksotis, di dalamnya terselip melodi “Nardis.” Audiens dibuat semakin terpana waktu keempatnya sajikan “Janger Bali” yang dahulu pernah ditampilkan Indonesian All Stars pada Berlin Jazz Festival 1967. Interaksi bunyi Rhodes, kendang, kontrabas, dan flute dari para pemain handal menjadi pengalaman lintas budaya yang nyata dan 301 berhasil menjawab tantangan estetik dengan meyakinkan.
Setelah mendapat hiburan dari band Drew yang ditanggapi meriah, pecinta jazz Surabaya dimanjakan oleh para jazzer muda yang berkomplot dalam Shadow Puppets Quartet (SPQ). Dengan pemain inti Robert Mulyarahardja (gitar), Irsa Destiwi (piano), Kevin Josua (kontrabas), dan Elfa Zulham (drum), pada Just Jazz kali ini menjadi format septet, berikut tambahan personil seksi tiup Donna Koeswinarso (saksofon tenor, flute), Indra Dauna (trumpet), pula Widi (trombon). Mereka bertujuh bermain tanpa jeda, meliputi nomor “Kemesraan” teraransir jazz straight-ahead. Terlepas dari tata suara yang kurang optimal, permainannya rapi dan atraktif.
Dari laju santai SPQ kemudian menuju tampilan energik Gugun Blues Shelter (GBS) yang mengguncang arena Just Jazz Festival dengan nomor-nomor pemacu adrenalin seperti “Woman Across the River,” “Vixen Eyes,” “Trampled Rose,” serta “Rusty Man” yang dihafal audiens Surabaya. Dengan beat lebih groovy dibandingkan versi aslinya, lagu Franky “Bis Kota” tersaji apik oleh Gugun, Jono, dan Bowie.
Menuju puncak acara lewat kumandang lagu “Pancasila Rumah Kita” yang diaransemen oleh Irsa Destiwi, dimainkan oleh seluruh pendukung acara dengan lead vocal Gugun dan Sashi bersama iringan Orient Express, Shadow Puppets Quartet, serta Riza Arshad. Sesudahnya adalah pelepasan balon-balon harapan yang telah disiapkan panitia. Tampak warna-warni glow stick yang melekat pada tali balon tersebut menghiasi langit Surabaya, sebagai simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Penampil terakhir ialah Andezzz D’Jazz Set melalui aneka bebunyian elektronik yang diolah menggunakan piranti canggih turntable. DJ yang juga pemain bas ini menutup gelaran Just Jazz Festival 2012 dengan preferensi jazz yang futuristik serta danceable, hingga waktu menunjukkan pukul satu dini hari.