5th Asean Jazz Festival Sambangi Akhir Pekan di Batam
Asean Jazz Festival (AJF) kembali akan digelar untuk ke-5 kalinya di Harbour Bay Batam Kepulauan Riau pada malam 22-23 Juni 2012. Festival ini masih menampilkan kombinasi musisi jazz asing dan talenta lokal dalam ragam selera pop jazzy, fusion, warna etnik, hingga straight ahead-nya jazz tulen. Dwiki Dharmawan yang telah tiga kali terlibat penyelenggaraan festival ini, mengungkapkan dalam konferensi pers (15/06/’12) bahwa pemilihan materi penampil selain telah memperhatikan ragam genre juga termasuk di antaranya memperhatikan keseimbangan gender.
Pada kesempatan itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, menggarisbawahi upaya menaikkan jumlah pariwisata lintas perbatasan negara (cross-border) dan kesempatan ekspresi seni bagi musisi lokal. Walaupun belum ada klaim angka-angka yang detail soal kenaikan pemasukan sektor pariwisata, beliau memperkirakan tren turis yang datang akan naik dan tahun 2012 ini nilai berita seputar festival ini akan lebih nyata dampaknya bagi turisme. Pemerintah daerah (Propinsi Kepri dan Kota Batam) pun kini dinilai sudah mulai berkontribusi, bahkan ujarnya, “Suatu saat kita serahkan saja pada Batam. Kita nanti bikin lagi di tempat lain.” Faktanya memang kementerian ini punya partisipasi khusus dalam penyelengaraan festival jazz di berbagai daerah tujuan wisata misalnya Jazz @ Fort Rotterdam, Ambon Jazz Festival, Jazz on Bromo, dan Borobudur Jazz Festival.
Tahun 2012 ini dukungan juga datang dari Kedubes Belanda yang memberikan konfirmasi menit-menit terakhir untuk mendatangkan kuartet The Brag Pack dengan nilai sponsorship 7,000 Euro. Pianis Sri Hanuraga saat bertandang ke Java Jazz Festival lalu tidaklah bermain bersama kuartet yang album perdananya menyertakan pula interpretasi lagu-lagu rakyat Indonesia dan Polandia ini. Dalam daya 100%, saksofonis Dániel Mester adalah jaminan lain pesona grup kontemporer Eropa ini.
Bakat belia tanah air terhitung melimpah di AJF kali ini, ada Urban Phat dengan atmosfer 70-an (Fajar Adi Nugroho, Andy Gomez Setiawan, Jordy Waelauruw, Damez Nababan, dan Rafi Muhammad), grup akustik kontrabasis Indrawan Tjhin, Nikita Dompas, para jelita Starlite (Alsa, Rieke, Sheila), biduanita Andien, vokalis Iwan Abdie, maupun musisi yang tampil individual mendukung kelompok lainnya seperti drummer Demas Narawangsa, bassist Shadu Rasjidi, pianis Roberto (bersama grup Donny Suhendra dan Trie Utami), dan Barry Likumahuwa (bersama gitaris Perancis Jeremy Tordjman).
Nilai lebih dari penampil musik tradisi juga dicoba untuk ditonjolkan lewat pentas M. Halim yang juga dikenal sebagai “Mak Lenggang“. Dwiki yang bertanggung-jawab atas segi artistik AJF mendeskripsikannya sebagai paduan eklektik, “Religius, musik Minang, orisinal, ada vokal yang luar biasa. Ia memainkan serunai, ritme talempong, dan poliritmik dari perkusi lainnya.” Ia direncanakan untuk berkolaborasi pula dengan Steev Kindwald yang sama-sama memainkan instrumen musik rakyat seperti jaw harp dan double flute.
Sederet nama yang biasa dikenal dalam sorot lampu jazz pun hadir, seperti Riza 3Scapes (trioscapes) yang menampilkan subtle funk era awal fusion diawaki Riza Arshad, Yance Manusama, dan Aksan Sjuman; pianis Nita Artsen yang akan tampil bersama Natasha Patamapongs; serta gitaris flamenco Yeppi Romero. Selain itu musisi Batam pun turut berpartisipasi lewat pembuka Ardhya Band dan Adrianus & Friends.