FestivalJazz di Batam & BintanNews

Batam Gaul Dengan Ngejazz (5th Asean Jazz Festival 2012 – Bagian 1)

Kalau Anda menyangka bahwa penonton yang menyesaki Harbour Bay untuk saksikan 5th Asean Jazz Festival 2012 (AJF) adalah penggemar jazz musiman, maka ada baiknya mengalibrasi ulang penilaian itu. Coba saja tanyakan kepada kerumunan penonton belia yang jadi mayoritas, mereka datang untuk tonton siapa pada malam akhir pekan 22 – 23 Juni lalu. Ada yang akan sebut nama drummer atau nama saksofonis ketimbang nama band atau penyanyi solonya yang jauh lebih terkenal.

5th-asean-jazz-fez-2012-penonton-sesak.jpg
Warga Batam dan sekitarnya padati dua hari The 5th Asean Jazz Festival 2012

Menilik isi televisi kita, tidak mungkin juga mereka akrab dengan nama-nama tak populer tanpa pernah punya filter dari pengetahuan sebelumnya. Filter itu dari mana lagi terbentuknya kalau bukan hasil cari sendiri di kanal-kanal YouTube setelah ada referensi teman atau bacaan.

Batam memang punya komunitas jazz yang rutin berkumpul, setidaknya kalaupun kekurangan pemain, maka tidaklah akan kekurangan penikmatnya. Akan tetapi, bicara anak-anak muda ada kendala juga jika harus ke Jakarta untuk saksikan jazz secara langsung. Arya, pembetot bass grup pembuka Ardhya Band hari pertama, misalnya bilang, “Kami kan harus bolos sekolah kalau mau nonton Java Jazz Festival.” Kesulitan yang wajar terlebih bagi gitarisnya, Gandhi, yang masih SD.

5th-asean-jazz-fez-damez-nababan-yudha-gautama.jpg
Damez yang tergabung dalam Urban Phat (inset kiri). Yudha (inset kanan) tampil bersama kuartet akustik Indrawan Tjhin

Tak heran juga kalau AJF yang membawa menu lengkap festival ke Batam beroleh apresiasi baik. Yang tak pernah absen pun jadi bisa bandingkan misalnya, Yudha Gautama Putra (tenor sax) ketika main bareng Notturno di AJF 2009 atau sekarang dalam formasi kuartet Indrawan Tjhin. Lebih dalam lagi bahas pendekatan permainannya, Yudha dibedakan dengan Damez Nababan (alto sax) yang tampil dengan Urban Phat. Namun, Damez punya amunisi sendiri soal fans, ia adalah putra daerah Batam yang kemudian menempuh kuliah seni di Jakarta. Kelompoknya pun tanpa canggung atau khawatir kehilangan penonton membuka pentas dengan hard bopE.S.P.” (Miles Davis Quintet) sebelum bergerak ke nomer-nomer yang lebih funky.

Apakah ada kesulitan mencari pemain jazz Batam sendiri? Nyatanya Chepy Sukardi adalah penampil lokal yang harus dibuk pada menit-menit terakhir jelang AJF. Gitaris yang mengisi Friday Jazz Nite di Mosaic Lounge Novotel ini menggantikan jadwal Adrianus and Friends pada pembukaan malam ke dua. Harus diakui, beda dengan Jakarta atau kota besar lainnya, akan sulit mencari partisipasi lokal apabila syarat seperti rekaman atau video harus sudah dimiliki musisi yang ingin tampil.

5th-asean-jazz-fez-2012-starlite-feat-matthew-sayersz.jpg
Trio Starlite menampilkan Matthew Sayersz

Kongruen dengan lika-liku kehidupan remaja, akan pas jika katalog festival juga punya bab dengan warna sentimen yang sama. Maka Matthew Sayersz yang mengaku baru kali pertama tampil menyandang gitar melantunkan “Di Dalam Hatimu” bersama para jelita Starlite, menyugestikan mabuk kepayang usai nomer-nomer nonvokal trio itu. Komponisnya, bassist Sheila Permatasaka, tampak adem saja, mundur ke latar mengiringi bersama Jeane Phialsa (drum) dan Rieke Astari (keys). Di panggung tepi pelabuhan Calvin Jeremy pun tak kalah merayu, membungkus musik bagus dalam interaksi panggung yang intim khas remaja.

5th-asean-jazz-festival-2012-calvin-jeremy-romantis.jpg
Gitaris-penyanyi Calvin Jeremy meluluhkan hati penggemarnya lewat “Maaf” dan “Berdua” dalam aksi panggung romantis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker