Jak Jazz FestivalNews

Trisum Buka Hari Pertama Djarum Super Mild JakJazz 2012

Trisum menyedot animo penonton hari pertama JakJazz 2012. Keramaian jadi terpusat di areal Stage 1 festival ini sejak lepas pukul 10 malam (19/10/’12). Sensasi duel tiga gitar itu kembali muncul dalam formasi segar lewat masuknya Muhammad Iqbal di belakang drum dan Adhitya Pratama di pojok bas. Selain Adit yang sebenarnya bukan orang baru dan sudah lekat dengan grup etnik-kontemporer simakDialog bersama Tohpati, Iqbal pun kerap tampil dalam grup bertema etnik dari jejaring musisi prolifik lainnya, bassist Bintang Indriyanto, yaitu bersama pesinden Sruti Respati.

trisum-adhitya-iqbal-jakjazz-2012.jpg
Adhitya Pratama dan Muhammad Iqbal: seksi ritme Trisum JakJazz 2012 (Gita/Wartajazz)

Jika kita absen ulang anggotanya, Dewa Budjana dan Balawan pun sama-sama mengusung komposisi moderen dalam idealisme menghadirkan musik tradisi pada karya solo masing-masing, maupun dalam grup tetap seperti yang intensif dikerjakan Balawan dalam Batuan Ethnic Fusion dan Gamelan Maestro Project. Rute etnik tersebut pun sedikit-banyak ditempuh Trisum kendati alasan utama yang mempersatukan mereka tetaplah gitar. Salah satu kreasi etno jazz mereka yang menarik adalah kontraksi birama “Keroncong Kemayoran” ke dalam hitungan ganjil dan pilihan kord yang berdempetan elegan pergerakannya. Nomer yang ditampilkan tersebut mereka pilih dari album pertama “1st edition” (Sony BMG, 2007) yang juga memuat dolanan masyarakat Jawa “Cublak Cublak Suweng“.

trisum-budjana-balawan-tohpati-jakjazz-2012.jpg
Trisum di JakJazz 2012 (Gita/Wartajazz)

Kemahiran teknik (virtuositas) dan ide improvisasi jail mereka jadi pertunjukan menghibur yang sekaligus diterima kalangan luas penonton JakJazz karena elemen rock yang sering otomatis muncul dari permainan gitar listrik. Penonton yang membeli tiket untuk masuk arena festival sudah dapat dipastikan akan mengerumun di panggung sejumlah nama populer. Namun, spektrum lebar selera itu terbukti bisa dipuaskan aksi akrobat “Guitar In The Midnight” dan “Rahwana”, hingga ragtime jenaka “Bubi’s” yang pernah direkam Budjana bersama legenda Bubi Chen sebagai “Souvereign Hill” sebelum masuk ke versi album “Five in One” (Universal Music Indonesia, 2011).

***

Pembukaan JakJazz yang relatif santai jeda antar pertunjukan dan pertukaran panggungnya ini berjalan cukup tepat waktu. Di akhir pentas utama indoor Stage 1 ada Incognito yang juga jadi pusat perhatian. Mereka tampil membawakan nomer-nomer nostalgia di tengah-tengah promo rilis anyar “Surreal”. Dua bintang yang sedang bersinar kariernya di Inggris dan terlibat album itu pun diboyong ke Jakarta, yaitu Mo Brandis dan Natalie Williams. Di panggung yang sama juga main Jeff Lorber Fusion yang membawa saksofonis Eric Marienthal dari formasi aslinya.

Reuni penggemar jayanya jazz rock Indonesia 80-an pun dipuaskan JakJazz lewat panggung DAC dan Emerald BEX. DAC (Dynamics Action Chords) adalah peserta LMC (Light Music Contes) 1987 dan BEX (Band Explosion) 1988. Kalau DAC menampilan penyanyi-penyanyi grup Soulmates dari era sekarang, maka Emerald BEX pun menampilkan Iqbal di belakang dedengkot-dedengkotnya: Roedyanto Wasito (bas), Morgan Sigarlaki (gitar), dan Iwang Noorsaid (kibor).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker