FestivalJava Jazz FestivalNews

“Pop Meets Jazz” oleh Telkomsel Simpati di Java Jazz Festival 2013

Bagi para pengunjung Java Jazz Festival 2013, ruangan D1 Telkomsel Simpati Hall meninggalkan banyak kesan. Bisa jadi hal tersebut disebabkan tema “Pop Meets Jazz” yang diusung khusus terkait dengan nama-nama musisi yang tampil di ruangan itu selama tiga hari berturut-turut. Salah satu nama yang dianggap sangat mencuri perhatian para khalayak penikmat jazz yang menyukai hal-hal eksperimental dan pemandangan baru sejak awal pengumuman jadwal acara Java Jazz Festival 2013 adalah D’Masiv Jazz Project. Setelah mengetahui bahwa nama tersebut adalah tak lain side-project D’Masiv yang terkenal dengan nuansa pop itu, timbul berbagai pertanyaan dan rasa penasaran. Sanggupkah grup musik tersebut tampil nge-jazz? Pertanyaan tersebut terjawab sudah saat Rian dan kawan-kawan menepati janji mereka untuk menyuguhkan “Diam Tanpa Kata”, “Apa Salahku”, dan “Di Antara Kalian” dengan teknik permainan dan aksi panggung yang berbeda dari biasanya. Banyak improvisasi dalam permainan yang menjadi ciri khas musik jazz. Seolah-olah belum cukup D’Masiv membuktikan kerja keras mereka untuk mempersiapkan penampilan pada Sabtu malam itu, Barry Likumahuwa, Mus Mujiono, dan Ali Akbar “The Groove” pun turut tampil sebagai bentuk dukungan bagi keberanian D’Masiv untuk berani mengambil keputusan untuk merombak total aransemen musik mereka.

Stanley Clarke bersama George Duke, Clarke/Duke Project di JJF 2013 (Iyori/WJ)
Stanley Clarke bersama George Duke, Clarke/Duke Project di JJF 2013 (Iyori/WJ)

Sudah sepatutnya D’Masiv bangga karena mereka ditempatkan pada ruangan yang sama dengan berbagai musisi jazz internasional yang namanya sudah tidak asing lagi bagi pencinta musik jazz di seluruh dunia. Dua dari musisi tersebut tampil pada Jum’at, 1 Maret 2013, dengan nama duo Clarke/Duke Project untuk yang pertama kalinya dalam sejarah Java Jazz Festival. Walaupun George Duke adalah musisi yang wajib ditonton setiap tahunnya di Java Jazz Festival, penampilannya dengan sang sahabat lama, Stanley Clarke, tentunya disuguhkan dengan cara yang berbeda. Seolah-olah tahu bahwa “Sweet Baby” menjadi bukti kesuksesan duo tersebut sejak tahun 1981, sebagian besar penonton sudah meneriakkan judul tembang tersebut sejak Clarke dan Duke muncul dari sisi kanan panggung.

Stanley Clarke tampil total di JJF 2013 (Iyori/WJ)
Stanley Clarke tampil total di JJF 2013 (Iyori/WJ)

Tali persahabatan di antara Duke dan Clarke terasa begitu erat di kala salah satu dari keduanya menyelipkan berbagai cerita nostalgia mereka sambil bermain di panggung. Keduanya juga tambil begitu bebas dan carefree. Duke dengan berbagai efek suara yang telah direkam di keyboard pribadinya sempat membawakan lagu-lagu dengan setengah bercanda, terutama saat mikrofonnya bermasalah. Clarke yang sedari awal memancarkan aura serius pun tak disangka-sangka mampu membuat penonton tertawa akan sarkasmenya saat bermain.

George Duke, tetap memukau di JJF 2013 (Iyori/WJ)
George Duke, tetap memukau di JJF 2013 (Iyori/WJ)

Setelah membawakan “Brazillian Love Affair” dan “Silly Buddy” secara bersama-sama, Duke yang malam itu tampil gaya rambut dan kumisnya yang khas pun mempersilahkan Clarke untuk mengawali sesi penampilan solonya dengan “School Days”. Menurut Duke, tembang favoritnya tersebut menjadi bukti kepiawaian Clarke dalam memainkan musik untuk berbagai genre. “Kami berdua sering memainkan berbagai lagu dari berbagai macam genre, tapi akar permainan kami tetap dan akan selalu jazz,” ujar Duke. (Sheyka Nugrahani/WartaJazz)

Sheyka Nugrahani

Seorang mahasiswi yang menganggap Al Jarreau dan Michael Franks adalah awal mula dari segala tentang dirinya dan musik jazz. Mulai menggeluti bidang jurnalisme sejak tahun 2008 dan mendalami hobi menulisnya di sela-sela kesibukan kuliahnya di jurusan Biologi dan profesi lainnya sebagai pelukis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker