Tribal Tech: Donor Faktor-X Jazz (Liputan Konser di Rolling Stone Cafe)
Tribal Tech tak pernah bubar, dalam bahasa Scott Henderson, “We never really broke up.” Semata rehat karena Gary Willis pindah ke Spanyol, begitulah anggapan bubar ditepis wawancara situs label Abstract Logix dengan sekaligus meluncurkan lagi “X” dalam konstruksi jam lalu rekam, rumus yang sudah mapan sejak “Thick” (Zebra Records, 1999), bukan rekaman dalam irama kerja menulis lagu lalu mainkan. Publik musik Indonesia membuktikan sendiri di Rolling Stone Café Selasa lalu (12/03/’13), bahwa personil lengkap yang pernah bertandang tahun 1993 itu masih punya sembilan nyawa lengkap sebagai model fusi jazz-rock.
Identitas bercetak tebal itu segera didemonstrasikan aksen kuat sinkopasi “Nite Club“, seleksi renyah dari “Reality Check” (Mesa/Bluemoon, 1995). Pembuka tersebut adalah pernyataan kolektif yang penting, mengingat sebagai individu, Henderson, sempat mudik ke akar blues tulen pada proyek solo “Dog Party” di 1994. Uniknya publik musik kita pun berkesempatan menyimak edisi blues-elektrik gitaris ini pada konser di Hard Rock Cafe 2011 lalu. Ada kebetulan menarik, istilah “publik musik” buat dua konser berkaitan ini merepresentasikan penonton mayoritas, yaitu musisi, bukan satu atau dua, melainkan berbondong-bondong ikuti kelas imajiner secara live.
Repertoar kombinasi album baru dan lama diracik pas seolah 12 tahun tidaklah berjarak. Namun, kurang tepat mengukur lama perpisahan dari “Rocket Science” yang edar tahun 2000. Abstract Logix yang disebut di awal setidaknya menyatukan mereka di 2006, pada rilis “Kinesthetics” sang kibordis yang selain kental pengaruh Joe Zawinul, juga membawa faktor-X yang disumbangkan Tribal Tech sebagai warisan genetik jazz. Kinsey bahkan punya juga formasi live dengan drummer Kirk Covington dan Scott Henderson di dalamnya. Malam itu signature Scott Kinsey diberi etalase khusus bagi groove organik yang dikendalikannya lewat bunyi sintetik kibor, sampel dalam komputer, dan vocoder pada nomer miliknya “Essaouira“.
Sebelumnya Scott Henderson mengambil giliran porsi khusus trio dalam “Canine” yang membangun jembatan antara swing dan rock ‘n’ roll. Covington pun ditampilkan ke depan, menggebuk drum pola shuffle sambil bernyanyi blues dalam “Boat Gig” yang diambil dari “Face First” (Mesa/Bluemoon, 1993). Sementara itu di awal perkenalan album “X” ada fitur bas elektrik fretless Gary Willis pada “Anthem” dalam bunyi sustain tipikal, lengkap dengan permainan harmonik, sebelum “Got Faith ‘N Phat” dan “Palm Moon Plaza” menyusul berturut-turut.
***
Konser nyaring namun bersuasana intim itu dibuka oleh penampilan trio Ligro lewat suita “Bliker“. Mereka tak lain adalah salah satu contoh pewaris faktor-X Tribal Tech di tanah air. Gitaris Agam Hamzah pun secara eksplisit menyampaikan apresiasi di panggung pada akhir penampilan, khususnya pada Scott Henderson. Ia pun menganggap ungkapan tabiknya tersebut telah mewakili musisi lainnya yang hadir saat itu. Boleh jadi tidak ada gitaris yang absen di Rolling Stone dan dua kali sukses Henderson dihadirkan di Jakarta adalah berkat gawai Beyond Productions di belakangnya.