Ireng Maulana rayakan 50 tahun berkarya di Jazz in Crowd Bimasena

Setelah lama vakum, kegiatan Jazz in Crowd Bimasena kembali digelar, tepatnya pada hari Jumat 5 Juli 2013 mulai jam 19.30 wib bertempat di Lobby Lounge, Grha Bimasena, Jl. Dharmawangsa Raya 23 Jakarta Selatan.
Kegiatan kali ini bertepatan dengan 50 tahun kontribusi Ireng Maulana, gitaris penggagas Jak Jazz Festival yang mendedikasikan hidupnya bagi perkembangan Jazz di Indonesia.
Turut tampil pula sejumlah penyanyi antara lain Margie Segers, Ermy Kulit, Syaharani selain hadir pula saxophnis Didiek SSS, Gitaris Kiboud Maulana dan Ireng Maulana & Friends sendiri.
Ireng Maulana menguasai instrumen gitar dan banjo. Ia merilis album duet bersama alm Maryono berjudul Maryono Jumpa Ireng.
Bersama sang kakak, Ireng Maulana merilis pula Ireng dan Kiboud Maulana – Guitar Bossa. Perpaduan gitar elektrik Gibson dan Fender yang dimainkan dengan clean terasa kian bersahabat bagi penyimak album ini. Keduanya tak jarang membiarkan petikan gitarnya saling berdialog. Kiboud Maulana sendiri terkadang menelusuri notasi yang memihak ke blues. Kiboud lebih berani menafsir sebuah improvisasi. Namun Ireng banyak menjaga ritme dengan riffing yang tak berlebihan.
Tak hanya sampai disitu, sang gitaris yang juga mengawal acara Berpacu dalam Melodi yang ditayangkan oleh TVRI sejak 80-an bersama Koes Hendratmo ini juga identik dengan nama Friday Jazz Night yang saban minggu ia gelar di Pasar Festival sebelum akhirnya berpindah ke kawasan Pondok Indah.
Dalam Jak Jazz Festival ia pernah tampil dalam formasi Ireng Maulana and Friends bersama Didik SSS (saxophone), Harry Toledo (bass), Sam Panuwon (keyboard) dan Rudy Subekti (drum).
Ireng Maulana (dengan nama lahir Eugene Lodewijk Willem Maulana lahir di Jakarta, 15 Juni 1944. putra dari pasangan Max Maulana dengan Georgiana Sinsoe. Bakat musiknya menurun dari ayahnya, seorang pemain gitar asal Cirebon dan ibunya asal Sangir, adalah seorang penyanyiyang pandai memainkan piano.
Nama Ireng diperoleh pada masa kanak-kanak. Adik kandung Kiboud Maulana ini terpaksa dititipkan orang tuanya kepada orang lain, untuk mengubah tabiatnya yang amat bandel. Kebetulan yang menerimanya adalah tetangganya, orang Jawa, yang kemudian memberi nama baru “Ireng”, yang artinya hitam, meskipun kulit si kecil anak putih bersih.
Kesenangan akan jazz mungkin turun dari pamannya, Tjok Sinsoe, pemain bass pada era jazz tahun 40-an.