Rangkaian festival jazz di tanah air memang sedang marak, terlihat dari banyaknya acara yang digelar di berbagai daerah, pun tidak terbatas hanya di ibukota saja. Salah satunya adalah Mahakam Jazz Fiesta Samarinda (MJFS) di putaran keduanya tahun ini. Seperti layaknya festival-festival jazz di manapun, hadirin tidaklah seluruhnya penikmat jazz; mulai dari kalangan awam hingga mereka yang sama sekali merasa asing dengan jazz. Terlebih di kawasan luar Pulau Jawa yang publiknya relatif lebih menggandrungi musik rock, tak terkecuali Kalimantan.
Di hari kedua MJFS 2013, Sabtu (2/11) salah satu penampilnya adalah grup edan LIGRO, trio dengan personil Agam Hamzah (gitar), Adi Darmawan (bas) dan Gusti Hendy (drum) yang mengusung jazz hingar-bingar. Sebelum tampilnya LIGRO, Agam dan Adi melakukan sesi “pemanasan” dengan menggelar bengkel musik pada Kamis sore (31/10) di D’Music Café, Villa Tamara, Samarinda. Dihadiri sekurangnya 30 audiens, keduanya berbagi ilmu dan pengalaman yang tak hanya sebatas teknik namun juga pemikiran berikut demonstrasi langsung lewat instrumen masing-masing.
Ada pula sesi tanya-jawab antara narasumber dan peserta workshop seputar jazz secara umum, serta pembahasan lebih spesifik soal instrumen gitar dan bas. Berawal penjelasan tentang blues 12-bar, aneka gaya dalam jazz, sampai cuplikan salah satu komposisi LIGRO (minus Hendy) merupakan materi workshop sore itu.
Penasaran seperti apa utuhnya komposisi LIGRO, terlihat sejumlah peserta workshop ikut memadati arena MJFS 2013. Tampak wajah-wajah antusias sekaligus terkejut saat menyaksikan ulah panggung tiga orang gila itu. Sederet nomor dari seri album Dictionary 1 dan 2 semisal “Bliker 1,” “Bliker 3,” “Radio Aktif” serta “Don Juan” terasa menggelegar sarat efek distorsi serta gebukan drum Hendy yang hiperaktif. Boleh jadi, penampilan LIGRO dapat menarik audiens dengan telinga cadas yang terbiasa menyimak musik rock dan turunannya.
Mungkin itulah letak kegilaan LIGRO, lewat ramuan bunyi liar dan impulsif, siap untuk melabrak persepsi auditif para penonton yang hanya terpaku kepada sebuah genre saja.