Mahakam Jazz Fiesta Samarinda 2013: Sebuah catatan

Memasuki putaran keduanya, Mahakam Jazz Fiesta Samarinda telah menjadi sebuah festival jazz bertaraf internasional, dengan memasang sejumlah musisi lintas negara seperti Boi Akih Jumat lalu (1/11). Di samping itu MJFS 2013 turut mengundang sederet pemain dalam negeri berpengalaman, antara lain Dwiki Dharmawan, Idang Rasjidi, Nita Aartsen dan Trio LIGRO. Namun yang terpenting adalah festival ini juga menampilkan banyak grup lokal dengan preferensi musik kaya warna yang pula diseleksi oleh komunitas jazz di Samarinda, Mahakam Jazz River.

Sebelum acara utama MJFS 2013, diadakan pula sesi workshop yang menghadirkan dua musisi, gitaris Agam Hamzah dan basis Adi Darmawan dari Trio LIGRO. Bertempat di dalam kawasan perumahan Villa Tamara, di D’Music Café, Agam dan Adi berinteraksi sembari berikan klinik dan berbagi pengalaman kepada para hadirin yang sebagian besar adalah pemusik muda di kota Samarinda dan sekitarnya.

Meskipun masih dominan band lokal yang mengusung fusion era 1980-an dan lagu-lagu Top 40 yang biasa diperdengarkan di kafe-kafe, namun ada pula beberapa dengan sajian berbeda; marching band, serta sentuhan musik tradisi setempat dalam penampilannya.

Di hari pertama ada D’Flo dan Explaine Band asal Samarinda, serta Deni Urban Jazz Project. Uniknya, terdapat sebuah grup bernama Just Kill Me dari Tenggarong, sebuah plesetan dari Jazz-Kil-Me yang berarti paduan jazz, [musik] tingkilan dan metal. Elemen tingkilan khas Kutai Kartanegara kentara sekali pada seksi perkusinya. Irama rampak dari kendang Jawa dan ketipung bersahut-sahutan sehingga membentuk pola ritmis interlocking (imbal) nan atraktif, kemudian dipadu-padankan dengan harmonisasi jazz, alunan gambus dan seruling bambu juga gebukan drum energik tipikal musik heavy metal.

Sedangkan pada hari selanjutnya MJFS 2013 memasang grup tuan rumah Sweet Coffee, WPP Band dan YK Band, sang gitaris, Yusuf, tampak mengenakan busana tradisional dengan hiasan kepala suku Dayak. Pun, gitarnya terdengar seperti permainan sampek serta didukung oleh drummer muda asal Samarinda yang kini berkarir di Jakarta, Iqbal. Selain itu datang dari kota tetangga ialah Bontang Jazz Project yang berkolaborasi dengan Marching Band Pupuk Kaltim (MBPKT).

Dengan unjuk kebolehan musisi-musisi asal Kalimantan yaitu Iqbal, Saat Syah dan Gusti Hendy bersama grup masing-masing, semoga dapat menginspirasi pemain lokal untuk dapat lebih berkembang. Di samping itu, diharapkan pula agar komunitas jazz lokal seperti Mahakam Jazz River semakin bertambah besar. Tentunya perlu kerjasama proaktif dari berbagai pihak, baik sponsor, penyelenggara, pengisi acara, komunitas, dan yang tidak kalah penting adalah Pemerintah Kota Samarinda sendiri, sehingga publik dapat mengapresiasi musik jazz dengan lebih baik.

Lebih jauh lagi, lewat gelaran rutin MJFS ini, diharapkan dapat membuka mata pihak-pihak terkait untuk memajukan kota tersebut. Selain potensi pariwisata daerah, MJFS ke depannya akan menjadi ikon Kota Samarinda. Pun, tak dapat dipungkiri dan tampak jelas, persoalan kelestarian alam dan tata kota yang masih jauh dari optimal seperti macet dan banjir yang banyak dikeluhkan masyarakat. Bayangkan, betapa indah dan harmonis jika di masa depan kita dapat menikmati jazz bersama elok dan megahnya Sungai Mahakam serta alam yang lestari.

Exit mobile version