News

Piano tunggal Nial Djuliarso awali putaran Salihara Jazz Buzz 2014

Liputan konser Nial Djuliarso – Menafsir Maestro Amerika: Piano Solo, Salihara Jazz Buzz 2014, 11 Januari

Sabtu petang (11/1) menjelang pukul lima, terdengar pukulan gong yang ketiga menandakan konser segera dimulai. Memasuki Teater Salihara, ada yang berbeda dari susunan kursi penontonnya. Kalau sebelumnya hanya satu sudut pandang saja, sore itu tata letaknya berubah menjadi tiga sisi seperti huruf “u.”

Foto oleh Witjak - Salihara
Foto oleh Witjak – Salihara

Mengusung tema Persembahan: Tribute to the Masters yang merekognisi para tokoh musik lintas zaman dan genre dalam kemasan jazz yang bervariasi, Salihara Jazz Buzz pula sebagai pembuka rangkaian festival jazz yang akan digelar di penjuru negeri sepanjang tahun 2014. Seperti telah dijadwalkan, penampil pertama gelaran Salihara Jazz Buzz 2014 ialah Nial Djuliarso, seorang pianis berbakat dengan segudang pengalaman dan prestasi.

Setelah sambutan singkat, Nial langsung bawakan sebuah nomor yang sangat populer di kalangan penikmat jazz yaitu “Take the “A” Train” kepunyaan Duke Ellington-Billy Strayhorn. Sedari mulanya, tampak bahwa Nial menguasai betul seni bermain piano jazz. Betapa terampil dirinya mengolah frase-frase sulit seperti ketika suguhkan nomor “Be-Bop” dan “Au Privave” dari maestro sekaligus figur kunci bebop Charlie Parker.

Lebih lanjut lagi, audiens dibuat terkesima oleh koordinasi motorik tangan kiri dan kanan Nial yang menjelajah tiap bilah piano dengan sigap, terutama gaya bermain stride (Harlem Stride Piano—red.) yang diusung Fats Waller hingga Dick Hyman. Di sela-sela pertunjukan, Nial sedikit berikan pengantar soal jazz standar dan musik jazz dalam film-film Amerika. Kemudian ia turut nyanyikan sambil iringi dirinya sendiri lewat lagu “It Had To Be You.”

Di samping suguhan nomor-nomor standar, ia pun merendisi beberapa buah musik komponis Indonesia. Antara lain “Pemuda” dari Candra Darusman juga tembang populer kepunyaan Ismail Marzuki yang pernah ia garap dalam album The Jazz Soul of Ismail Marzuki. Tak hanya menampilkan teknik piano versatil, Nial pula berikan sensitifitas ballad pada alunan “Time After Time,” “Ballade pour Adeline,” dan memenuhi permintaan spontan audiens petang itu dengan “Blue in Green” serta “Waltz for Debby.”

Foto oleh Witjak - Salihara
Foto oleh Witjak – Salihara

Tak ketinggalan pula sebuah komposisi Nial berjudul “Moscow Morning” yang terasa naratif dengan sentuhan personal, dan melodi indah dalam “Pure Imagination” terambil dari film Willy Wonka & the Chocolate Factory (1971). Sebagai bonus atas sambutan penonton yang meriah, konser akhirnya tuntas lewat nomor ekstra “Juwita Malam” yang terdengar anggun dan bersahaja.

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker