Sadao Watanabe, legenda saksofon yang tak lekang oleh waktu

Usianya tak lagi muda, 81 tahun, dan dalam CLEAR Java Jazz 2014 kali ini Sadao Watanabe bahkan sedang tak enak badan. Tapi itu semua sama sekali tak mengurangi performanya yang prima selama dua hari berturut-turut tampil di Java Jazz 2014. Penonton setia Java Jazz tahu bahwa pemain saksofon gaek ini layak ditunggu, dan Sadao pun tak ingin mengecewakan penggemar setianya di Indonesia. Lagu-lagu melankolis seperti “Eye Touch” dan “I Thought of You” membuat para penonton terlena dalam liukan saksofonnya; tapi komposisi-komposisi yang lebih dinamis seperti “Chega de Saudade” dan “Waiting Song” justru semakin membuat penonton enggan meninggalkan panggung.

Sadao Watanabe bukan pemain baru di ajang Java Jazz. Pada tahun 2005, Watanabe bertemu dengan Peter F. Gontha, yang memintanya secara pribadi untuk tampil dalam Java Jazz yang perhelatan pertamanya diselenggarakan pada 2007. Ia kemudian tampil di Java Jazz 2007, berkolaborasi dengan Dwiki Dharmawan mementaskan “Children are the Future” yang menghadirkan 400 anak dari berbagai suku bangsa. Bagi Sadao, tampil bersama 400 anak itu adalah kenangan yang sangat mengesankan.
Ia juga menyatakan bahwa Java Jazz telah tumbuh menjadi festival yang penting di Asia dan dunia. “Senang sekali melihat banyak musisi jazz muda tampil, dan jadwalnya sampai lewat tengah malam. Sesuatu yang tidak akan Anda temukan di Tokyo,” ujarnya dalam konferensi pers. Pujian dari seorang legenda saksofon yang tampil sejak pertama kali Java Jazz diselenggarakan ini tentu sangat membanggakan. Sadao yang tak segan berkolaborasi dengan musisi-musisi muda ini tentu paham bagaimana sebuah festival sungguh-sungguh bertumbuh.

Ditanya tentang bagaimana ia bisa menulis komposisi-komposisi yang indah, Sadao selalu menyempatkan diri ke sebuah tempat di luar kota Tokyo untuk berdiam diri selama beberapa hari. Di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk Tokyo itulah, Sadao Watanabe menulis lagu-lagunya. Dari pinggiran Tokyo itu lahir lagu-lagu yang tak lekang dan selalu lekat di hati para penggemarnya. (Uswatul Chabibah/WartaJazz)