News

Actis Dato Quartet: Why (are you) so serious?

Ketika penampil keluar dari belakang panggung sebelum mulai pertunjukan, skenario tersebut biasa terjadi. Namun, pada Selasa malam (24/9) lalu terjadi adegan pembuka yang tidak lazim di Usmar Ismail Hall, Kuningan, Jakarta Selatan. Tanpa sambutan sepatah katapun dari pembawa acara (karena memang tidak ada MC), malah terdengar rapalan seperti mantra yang pula dilafazkan dalam bahasa asing. Sambil berdendang, terlihat empat pria berkemeja warna-warni menuju panggung melalui pintu masuk, lewati barisan penonton. Beberapa di antara mereka tampak tercengang, pun sebagian menahan gelak.

Actis Dato Quartet_1

Aksi pembuka yang terbilang nyeleneh itu adalah bagian dari komposisi “Raga” milik Carlo Actis Dato, reedman kawakan selaku band leader Actis Dato Quartet, diperkuat oleh Carlo pada saksofon bariton dan klarinet bas, Beppe Di Filippo (saksofon sopran dan alto), kontrabasis Matteo Ravizza serta drummer/perkusionis Daniele Bertone. Konser malam itu digelar oleh Istituto Italiano di Cultura Jakarta pula didukung Kedutaan Besar Italia.

Actis Dato Quartet_2

Hentakan ritmik-ritmik ganjil khas Mediterania menjadi denyut utama kuartet ini. Terasa sejak awalan “Raga” yang berikan stimulus bagi saraf gerak, pun melampirkan rasa kabaret dan Afro-Cuban saat mereka suguhkan “Belle Epoque” sebagai dedikasi untuk Josephine Baker. Tak hanya itu, keempatnya pula sajikan elemen musik Afrika seperti “Tangeri” yang bernuansa Maroko, lengkap dengan solo kontrabas layaknya pemain guembri.

Tampak beberapa kali Carlo dan kawan-kawan melakukan interaksi frontal dengan audiens, saat mereka tiba-tiba turun panggung dan menghampiri penonton, hingga mengajak untuk menari. Ketika di atas panggung, kuartet ini bermain sangat penuh energi. Interplay versatil ditambah aksi teatrikal jenaka terasa menyegarkan. Nomor-nomor jagoan semisal “Mandingo,” “Istanbul Rap,” “Emirates” juga “Don’t Feed the Players” ditampilkan dengan greget, tunjukkan pengalaman manggung Actis Dato Quartet yang telah tampil sekurangnya di 300 arena di penjuru dunia.

Actis Dato Quartet_3

Menyaksikan penampilan kuartet ini seolah memberi sugesti bahwa jazz tidak melulu serius dan njelimet, atau menjadi semacam standarisasi lewat pakem-pakem tertentu yang seringkali justru membuat regresi. Malam itu, Actis Dato Quartet berhasil menghadirkan jazz yang jenaka, penuh spontanitas, kaya warna dan interaktif berkat musikalitas prima para pemainnya yang telah teruji.

 

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker