

Pagelaran Solo City Jazz Festival 2014 baru saja usai. Event yang bertempat di Benteng Vastenburg ini sukses menyedot perhatian penikmat jazz di Solo dan sekitarnya. Dua hari berturut-turut para musisi jazz menggebrak panggung yang berada di dalam kawasan situs sejarah tersebut. Mereka tampil dalam format big band, seperti yang dijanjikan panitia.
Warna lokal dan bakat-bakat muda mendominasi jalannya acara yang digelar pada 19-20 September kemarin. Suguhan musik dengan ciri Solo yang kental ditampilkan Indonesian Bass Family (IBF) Solo yang membuka gelaran dengan tembang “Padang Bulan” dan “Bengawan Solo”. Seakan tak ingin ketinggalan, “Solo Jazz Society” bersama para vokalis jazz kota Solo ikut memamerkan kemampuan dan talenta bermusik yang tak kalah menarik.
Sementara itu, Clorophyl, memberi suguhan yang up-beat pada malam pertama. Kehadiran Teza Sumendra, sang vokalis, masih menjadi magnet tersendiri bagi kaum muda yang datang. Sebagai penutup malam pertama, Inna Kamarie memamerkan kualitas vokalnya yang luar biasa. Dengan suara yang serak-serak basah, ia membawakan lagu-lagu popular seperti “Love Of My Life” dan “Gravity” dalam alunan blues.

Pada hari kedua Jong Java dan Aljabar menjadi pembuka dengan ritme yang up beat. Sorak sorai kian menjadi manakala Beben Jazz and Friend tampil membawakan irama yang tak kalah rancak. Kehadiran Endah Laras, yang merupakan salah satu icon seni kota Solo, semakin menghangatkan suasana. Tingkah riangnya seperti biasa, menghibur penikmat jazz yang memadati kawasan Vastenburg. Sekali lagi, talenta lokal menunjukkan diri. Adalah Woro, sinden cilik yang menjadi anak asuh Erwin gutawa tampil dengan suara yang nyaring.

Solo City Jazz Festival seakan tak ingin berhenti menghujani malam dengan kemunculan bakat-bakat baru. Didi SSS membawa serta Callista, putri kecilnya, yang mampu bermain flute dan menebak nada dengan tepat. Gadis cilik itu terlihat nyaman bermain bersama para musisi dewasa. Fusion Stuff dan Hajar Bleh Big Band menutup kegembiraan Solo Ciry Jazz Festival 2014.

Sungguh pagelaran jazz yang menarik, memberikan kesempatan musisi lokal dan talenta muda untuk menjajal kebolehan bermusik. Mengambil tempat bersejarah sebagai venue, serta ide menyelaraskan musik dan sejarah menjadi bagian dari keindahan kota Solo patut diapresiasi. (Ari Kurniawati/Wartajazz)