News

Pat Metheny Bakal Tampil di Mosaic Music Series Esplanade Akhir Oktober

Saat tur Pat Metheny Unity Band usai, kuartet ini berikrar untuk mewujudkan musik Unity lagi kendati mesti berselang setahun karena Chris Potter maupun Antonio Sanchez sudah padat dibuk untuk 2013—maklum, musisi yang masih naik daun. Begitu padunya ensambel ini, reuni langsung membuahkan kira-kira 25 komposisi, mengalir lancar ditulis Pat Metheny, meski untuk rilis dimampatkan jadi produksi sembilan trek. Tanpa kehilangan momentum, album disambung tur tematik yang membagikan pengalaman transformasi kelompok Unity menjadi Pat Metheny Unity Group (PMUG) lewat live “KIN (←→)” (baca ulasannya di sini). Penggemar Asia Tenggara boleh ikut euforia ini karena tak ditinggal oleh gerbong Unity: PMUG akan tampil di Esplanade—Theatres on the Bay—Singapura dalam rangkaian Mosaic Music Series 2014, tepatnya pada Senin, 27 Oktober 2014, mulai pukul 19:30 waktu setempat.

pat-metheny-unity-group-2013-jimmy-katz-900x450.jpg
Pat Metheny Unity Group – Tur Kin (←→) (Foto: Nonesuch/Jimmy Katz)

Apa yang dijanjikan konser tematik? Kalau kita bagi jenis konser “Trio 99 → 00” di kiri, band reguler Pat Metheny Group (PMG) seperti “Secret Story” atau “We Live Here” (yang sempat mampir tanah air pada 1995) di kanan, dan visi “Orchestrion” di tengah, maka akan terhampar panorama musikal yang luas dengan Pat yang cukup nyaman berayun dari satu hemisfer ke satu lainnya. Hamparan itulah yang secara teknis dieksekusi bagian solo gitar tunggal, duet dengan drum, full band, lalu mungkin solo lain, dst. dalam satu konser.

Dimensi lainnya adalah masa, pada kurun inilah Pat mencoba mewarnai versi hitam-putih kuartet tanpa jatuh ke nostalgia PMG, ada orchestrionics, ada multi-instrumantalis format PMG namun dengan pengurangan vokalisasi, dan yang terpenting ada dominasi keluarga saksofon sebagai tema Unity. Lagi-lagi soal teknis, pesan tersebut baru bisa sampai jika waktunya cukup. Ruang konser memungkinkan narasi yang lebih utuh, lain halnya dengan situasi festival—masih terngiang buat publik jazz Jakarta sesi reduksionis trio Pat di Java Jazz 2012. Untuk Mosaic, PMUG “KIN (← →)” menjanjikan durasi 3 jam sebagai kendaraan plot cerita komplit. Jadi jika pada 2006 keseluruhan ambisi teknis itu berarti bersiap mengurus kontainer 6000 pon bagi panitia Mosaic, maka hampir bisa dipastikan membengkak lagi tahun ini.

***

Kita mungkin sudah familiar dengan Mosaic Music Festival akibat gencarnya promosi (kita bisa ingat booth Singapore Tourism Board di Jakarta yang mengangkatnya beberapa tahun silam dengan membagikan pula CD sampler). Maka perlu dicatat penyelenggaraan Maret lalu adalah tahun ke 10-nya dan akan ada perubahan. “Mosaic Music Series yang baru, dibangun pada pondasi dasawarsa panjang Mosaic Music Festival,” ungkap Clarence Yap, yang mengepalai bagian musik dari Esplanade, “Ke depannya, Mosaic akan memboyong untuk penontonnya, suhu musik yang terdepan dari genrenya. Sembari Mosaic berdaur, kami mencoba menginspirasi komunitas musik Singapura dan  menciptakan kesempatan yang di dalamnya mereka, termasuk Esplanade, mampu terhubung dengan musisi terdepan dunia.”

mosaic-music-series-masters_01-1
Mosaic Music Series 2014

Walaupun Mosaic tak melulu jazz, para ikon yang turut mendefinisikan jazz sebagai art form inilah yang dikurasi untuk hadir antara Agustus hingga Oktober 2014. Secara berseri Arturo Sandoval, peniup terompet Cuban yang punya garis riwayat hingga ke era Dizzie Gillespie; lalu Herbie Hancock, pianis yang mendobrak batasan jazz elektrik, funk, dan rock di 70-an; dan terakhir Pat Metheny format Unity mengisi slot Agustus – Oktober tersebut. Selama diselenggarakan tahunan, festival Mosaic sendiri telah membangun spektrum penonton yang lebar dari mulai jazz, indie, alternatif, hingga world music.

Seri Mosaic ke depan juga berencana menghadirkan para suhu itu untuk bagi-bagi ilmu buat musisi lokal lewat masterclass. Bicara atmosfer musik lokal, Listening Party menjadi bagian yang Mosaic coba hidupkan pada seri perdana ini dengan pianis-organis Chok Kerong memandu napak tilas Herbie Hancock dan pengaruhnya bagi arah perkembangan jazz 30 Agustus lalu.

Beragam reaksi menyayangkan berakhirnya tradisi 10 hari Mosaic Music Festival seperti dirangkum sebuah posting jurnalisme-warga harian setempat The Strait Times. Yang tak terlalu ambil pusing melihatnya dari titik jenuh semua artis berjualan live karena CD nyaris tak laku lagi. Mungkin balik lagi lagi ke festival vs konser, ada waktunya untuk apresiasi intim, ada saatnya lagi merayakan keragaman musik dalam jadwal padat. Kabar baiknya Mosaic tetap ada di Esplanade.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker