News

Maciej Fortuna European-Asian Jazz Quartet mini tour di Indonesia

Maciej Fortuna Quartet - Tribute to Bronislaw Kaper
Maciej Fortuna Quartet – Tribute to Bronislaw Kaper (Foto searah jarum jam dari kiri atas Maciej Fortuna, Piotr Lemańczyk, Elfa Zulhamsyah dan Sri Hanuraga

Trumpeter muda asal Polandia, Maciej Fortuna akan tampil dihadapan para penikmat jazz di Indonesia khususnya ditiga kota yaitu Jakarta, Bandung dan Bali dalam sebuah konser bertajuk “Tribute to Bronislaw Kaper”.

Ditemani pianis Sri Hanuraga dan drummer Elfa Zulhamsyah Warongan, lulusan The Academy of Music in Poznań ini hadir bersama Piotr Lemańczyk seorang pemain bass kreatif asal Polandia.

Program tour singkat mereka akan dimulai dari penampilan per

dana di Black Cat, Senayan (8/10) mulai pukul sembilan malam – tidak dipungut biaya – dilanjutkan keesokan harinya (9/10) di Butcher’s Bill, Bandung. Acara berlanjut ke Hotel Tandjung Sari, Sanur-Bali pada tanggal 14 Oktober 2014. Diantara jadwal tersebut, akan ada pertunjukan sekali di Botanical Garden, Singapura pada tanggal 11 Oktober 2014.

Kegiatan tour ini didukung oleh Kedutaan Besar Republik Polandia di Jakarta, Fortuna Music dan Adam Mickiewicz Institute Culture PL.

***

Maciej Fortuna adalah salah satu musisi jazz yang paling dinamis dari generasi muda Polandia. Selain menciptakan bahasa sendiri ekspresi musik dan memperluas palet suara alat musiknya, ia belum merasa puas dengan bentuk suara yang sudah ada dan tengah berupaya terus-menerus dalam mencari suara baru dari terompet. Dimulai dari jazz, Fortuna juga eksperimen dengan genre musik lainnya. Dia bekerja banyak dengan penerapan peralatan elektronik, mengembangkan dan mengarahkan konser multimedia, juga produksi video.

Sementara Piotr Lemańczyk adalah pemain bass akustik dan elektrik yang perrnah memenangkan penghargaan sebagai best instrumentalist, best composer dan individuality of jazz dalam kompetisi “Jazz Juniors” di Krakow Polandia tahun 1995 dan 1996. Ia pernah bekerjasama dengan Jerry Bergonzi, Dave Kikoski, Seamus Blake, Gary Novak, Brian Melvin, Avishai Cohen (Trumpet) dan beberapa musisi top asal Polandia seperti Jacek Kochan, Adam Pieronczyk , Zbigniew Namyslowski, Janusz Muniak , Maciej Sikala ,piotr Wojtasik dan lain-lain.

Pianis muda Sri Hanuraga adalah lulusan Konservatori Amsterdam setelah sempat belajar jazz dibawah arahan Indra Lesmana. Ia tertarik bermain piano lantaran menonton video grup progressive-rock ELP dan belajar dibawah bimbingan ayahnya. Setelah memenangkan penghargaan di East of Eastern Jazz Festival di Nijmegen Belanda April 2006, ia juga mendapat posisi terbaik kedua dalam kompetisi YPF Jazz piano competition (Januari 2009). Lulus dengan predikat summa cum laude dari program master, ia berkesempatan tampil di festival bergengsi North Sea Jazz Festival dan Congressgebouw di Amsterdam.

Zulham yang bernama lengkap Elfa Zulhamsyah Warongan merupakan drummer jebolan sekolah Institut Musik Daya Indonesia yang didirikan oleh Tjut Njak Deviana Daudsjah, dimana ia belajar teori dan bermain drum jazz bersama Aksana Sjuman. Lulus dari Price Clause Conservatory di Groningen Belanda, suami dari penyanyi Dira Sugandhi ini mendapatkan beasiswa untuk belajar di Philadelphia Amerika Serikat. Selain bermain musik dan menciptakan musik serta menjadi produser, saat ini Zulham juga mengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH), Sjuman Music School dan Djazz Music School. Zulham terlibat dalam pembuatan musik film 9 Summers 10 Autumns dan soundtrack untuk film tersebut.

***

Bronislaw Kaper adalah seorang komposer film pemenang oscar asal Warsawa Polandia yang hijrah ke Amerika, menetap dan meninggal dunia di Kalifornia, AS. Ia juga cukup terkenal di Jerman dan Perancis, karena karya musiknya menghiasi teater dan film. 

Kaper dikenang karena komposisi standard jazznya “On Green Dolphin Street” (lirik oleh Ned Washington) dan “Invitation” (lirik oleh Paul Francis Webster) yang  juga menjadi judul untuk film Green Dolphin Street (1947) and Invitation (1952) dari studio Metro-Goldwyn-Mayer. Ia juga menangani scoring dari film MGM lainnya seperti Lili (1953), Mutiny on the Bounty, dan serial TV The F.B.I. (1965–1974).

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker