
Jarum jam menunjuk pukul 16 sore, itu artinya sudah pukul 20 malam waktu Jakarta. Perjalanan yang relatif mulus dari Jakarta dengan Garuda Indonesia menuju Amsterdam tanpa stop-over cukup membantu, meski jarak masih harus saya tempuh satu setengah jam lagi. Penerbangan lanjutan dari salah satu bandara tersibuk di dunia, Schiphol di Amsterdam ke Vantaa-Helsinki menggunakan KLM tidak terlalu penuh. Kursi penerbangan lanjutan menggunakan Boeng 737-800 lumayan lengang.

Saya mengambil kamera pocket dan mengabadikan pemandangan langit biru dan awan-awan kecil diluar jendela. Dari ipod shuffle terdengar permainan Alexi Tuomarila Trio “Seven Hills” dirangkai Mopo dengan “Future 100” yang terus-menerus hingga terdengar sentuhan jemari Iiro Rantala pada piano yang ditingkahi gesekan cello Asja Valcic bersama petikan biola Adam Baldych di lagu “Alone” seolah menjadi soundtrack yang melengkapi perjalanan pertama saya menuju Helsinki, Finlandia.

Saya beruntung menikmati kompilasi Jazz from Finland 2014-2015 sebelum tiba di salah satu negara Nordik ini. Adalah Ms. Riitta Huttunen, Promotion and Project Manager Music Finland yang mengirimkan CD tersebut kurang lebih seminggu sebelum keberangkatan saya.
Setelah mendapat kesempatan menjadi pembicara di Asean-Korea Arts Forum akhir Februari dan Asia Jazz Discussion Panel di Zhuhai September 2014, kali ini undangan datang dari Music Finland yang meminta kehadiran saya di konferensi Europe Jazz Network – ajang tahunan yang digagas oleh jaringan jazz di Eropa yang mencakup dua puluh tujuh negara dengan kurang lebih sembilan puluh delapan institusi yang tergabung didalamnya. (Baca: Europe Jazz Conference 2014 / Young Jazz Nordic Comets 2014, )
***
Tiba di Bandara Vantaa-Helsinki saya dijemput oleh jasa layanan kendaraan yang disewa panitia dan langsung diantar menuju Crowne Plaza Helsinki. Setelah tiba di lobby dan disambut Lauri Laurila dari Jazzliitto – The Finnish Jazz Federation dan Riita Huttunen, saya menuju meja registrasi dan panitia menyerahkan satu tas yang berisi beberapa CD Jazz dari para musisi Finland dan buku program kegiatan Jazz Finland Festival dan European Jazz Conference.
Panitia mengingatkan saya bahwa waktu istirahat tersisa kurang lebih tiga puluh menit sebelum bus yang mengantarkan rombongan bertolak menuju Koko Jazz Club – salah satu best kept secrets di kota Helsinki yang merupakan sebuah tempat pertunjukan yang intim dengan karakter yang menawan. Kelab jazz ini dapat digambarkan seperti status pada akun twitter mereka, KJC is about the modern mainstream. So far people like Randy Brecker, Joey Calderazzo and David Liebman have performed here.

Agenda pada hari Rabu malam (19/9) ini adalah pertunjukan trio keren, Iiro Rantala (piano), Peter Erskine (drums), Lars Danielsson (acoustic bass) pada pukul 20.00 waktu setempat.
Saya berkesempatan berkenalan dengan sejumlah peserta konferensi yang rata-rata datang dari negara di Eropa. Beberapa nama yang saya tahu mereka ambil bagian dalam acara ini masih belum nampak, Riitta mengatakan bahwa sebagian besar mereka akan tiba pada malam dan esok harinya. Sejumlah rekan media dari Korea dan Jepang turut hadir dalam kegiatan ini.
Sungguh sebuah keberuntungan, saya duduk semeja dengan Riitta dan ia memperkenalkan saya dengan Siggi Loch, bos dari sebuah label besar dari Jerman ACT (baca: Ek) yang saat ini bisa dikatakan sebagai label jazz yang paling “hot” di Eropa. Sepanjang pertunjukan trio – yang kesemuanya pernah merekam karya dan permainan mereka dibawah label ACT – Siggi tak beranjak dari mejanya. Saya berkesempatan ngobrol sedikit banyak dengan pria karismatik dan masih tetap energik itu.

Ia mengungkapkan bahwa pianis Iiro Rantala yang telah merekam Anyone With A Heart – yang saya putar lagunya seperti saya ungkapkan pada bagian awal tulisan ini – lebih banyak manggung di Jerman ketimbang di Finland, untuk menekankan bahwa kesuksesan pianis ini terlihat jelas disana.