Rangkaian Java Jazz on the Move (JJOTM) ketiga digelar di Ozone Area, Margo City, 6 Februari lalu. Bukan hanya satu atau dua penampil, kali ini JJOTM mendatangkan enam penampil sekaligus. Erik Dome sebagai penampil pertama, lalu Mika Andreas and Friends dengan konsep instrumentalnya. Kuartet ini mampu bernyanyi dengan instrumen yang dimainkan.
Kemudian disusul oleh penampil ketiga, DJ Project, yang digawangi oleh Jonathan Putra. Mengusung konsep pop soul yang unik, DJ Project memadukan gitar dan klarinet untuk menciptakan harmonisasi nada lewat lagu “Selangkah” dan “Harau” yang menjadi andalannya.
Malam itu, pengunjung juga mendapat suguhan funk pop dari Tokyolite. Band yang baru berdiri awal Juni 2009 ini pernah terpilih dalam ajang musik bergengsi di Jepang mewakili Indonesia. Meskipun JJOTM kali ini cukup panjang durasinya, para jazzer masih bersemangat menikmati setiap lantunan yang dibawakan. Selain itu, kehadiran Abenk Alter dalam lagu “Bicara,” “Lagu Rindu Untuk Dia” dan “Pinangan” semakin menambah syahdu suasana. Lelaki bernama asli Rizqi Ranadireksa ini menyuguhkan genre modern pop dengan variasi beat yang khas, elemen synth yang menonjol, serta lirik yang jernih.
Dua penampil terakhir, Dikta Project dan Keubitbit. Nuansa blues, funk, rock langsung terasa ketika Dikta Project membawakan lagu “Good Time.” Mendapat sebutan ‘Atjeh Fusion Jazz,’ Keubitbit muncul dengan eksplorasi musik tradisional Aceh, lalu mengombinasikannya dengan irama jazz. Mengakhiri JJOTM kali itu, dua band groovy ini pun menutup perhelatan dengan meriah. (Mursyidatul Umamah/WartaJazz)
