Paduan distorsi ala Tohpati (Java Jazz Festival 2015)
Tak lengkap rasanya bila seorang Tohpati absen di perhelatan sebesar Java Jazz Festival. Sabtu, 7 Maret 2015, jajaran kursi di C2 Brava Radio Hall telah penuh terisi. Apa lagi kalau bukan menyambut penampilan Tohpati. Musisi jazz dalam negeri yang sudah melanglang buana karyanya. Tohpati Ario Hutomo nama lengkapnya. Ia kerap tampil bersama penyanyi-penyanyi pop seperti Krisdayanti, Glenn Fredly, Rossa, Chrisye, dan penyanyi lainnya.
Memadukan unsur modern dengan unsur tradisional Indonesia dalam musiknya adalah usahanya untuk memunculkan elemen kebudayaan tradisional dalam karya-karyanya. Meski menurutnya pengaruh paling besar adalah gaya permainan Pat Metheny, permainan gitarnya juga banyak dipengaruhi oleh musisi/gitaris jazz dunia.
Tohpati mengawali penampilannya dengan membawakan lagu “Rahwana” dari album terbarunya, Tribal Dance—album solo ketujuh Tohpati yang mengajak basis Jimmy Haslip dan penabuh drum Chad Wackerman untuk berkolaborasi. Di lagu berikutnya, ia bersama Sri Hanuraga memainkan salah satu nomor instrumennya—dan tak lupa, Tohpati mengajak Ricad Hutapea untuk melengkapi distorsi gitar yang diciptakannya.
Detil tone dan nuansa rock fusion sangat terasa pada beberapa lagu yang dibawakan. Meski pembawaan Tohpati yang kalem, di sela-sela jeda lagu, ia pun banyak tersenyum dan melontarkan sedikit candaan untuk mencairkan panggung.
Malam itu, penampilan Tohpati begitu memesona pengunjung Brava Radio Hall karena tiap personel diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan dengan alat musiknya masing-masing. Sebut saja Fajar Adi Nurgoho, dengan permainan solo basnya mampu mengundang riuh tepuk tangan para penonton. Tentu saja Fajar bisa dibilang basis generasi masa kini yang cukup potensial karena petikannya mampu membius Brava Radio Hall. Begitu juga dengan Iqbal, drummer andal yang tak kalah luar biasa permainannya.
Sebagai penutup, lagu “Supernatural” cukup membuat penonton kecanduan. Para penikmat musik-musik Tohpati pun tak rela bila harus mengakhiri sesi ‘berkomunikasi lewat musik’ ala Tohpati. (Idha/WartaJazz)