YK Samarinda pukau penonton Jarasum International Jazz Festival
Band asal Kalimantan Timur, YK Samarinda berhasil mencuri perhatian penonton Jarasum International Jazz Festival yang tahun ini memasuki usia penyelenggaraan yang ke 12.
Tampil di Panggung Jazz Palette dan berbagi panggung dengan sejumlah penampil lain antara lain Howon University, Peter Ehwald’s Berlin Seoul Project dan Ho Kim Quintet.
Membawakan sejumlah lagu ‘lawas’ sambil menyajikan sejumlah nomor anyar, YK Samarinda yang terdiri dari Yusuf Koen (gitar, sape), King (bass), Iqbal (drums) dan Iyin (keyboards, piano) menghangatkan suasana dingin setelah hujan yang menyelimuti area Gapyeong.
Song for Hudoq, Borneo, Giring-Giring Gantar, Sungai Mahakam, Berburu disajikan dalam pertunjukan berdurasi lima puluh menit. Lagu Save Orang Utan menjadi penutup penampilan perdana YK Samarinda di Korea Selatan.
Band yang rencana akan merilis album kedua mereka akhir tahun ini berangkat pagi hari dari Seoul, karena penginapan disekitar Gapyeong sudah penuh dari hari sebelumnya. Seorang kawan menggambarkan situasi pada hari sebelumnya, butuh waktu lima jam perjalanan untuk tiba di Jarasum, sebuah pulau ditengah sungai yang menjadi lokasi penyelenggaraan festival.
Kehadiran YK Samarinda mendapat konfirmasi dari panitia, setelah mereka menyaksikan video pertunjukan yang diunggah ke Youtube dari konser perdana internasional mereka di Borneo Jazz Festival, Miri Sarawak, Malaysia tahun 2014 silam.
YK Samarinda yang telah merilis album perdana Jazz for Borneo mendapat sambutan hangat dari penonton. Mereka bahkan menulis YK Awesome dalam bahasa Inggris dan I love You dalam bahasa Korea sambil bersorak-sorak dari sisi penonton.
Usai tampil di Jarasum International Jazz Festival, band YK Samarinda masih akan tampil KF World Music Festival yang akan mengambil lokasi di taman Cheongyecheon, lokasi yang dikelilingi sejumlah gedung pencakar langit juga terkenal sebagai kawasan kuliner.
Yusuf dan kawan-kawan juga dijadwalkan berkolaboasi dengan musisi asal Korea, Jaehyuk Kwak yang memainkan Piri & Saenghwang, instrumen tiup yang bunyinya mirip tarompet.
Setiap musim gugur di awal Oktober, KF Cheongyecheon Music Festival, merupakan festival yang terbuka bagi para penonton untuk menikmati pertunjukan. Tahun ini panitia mengundang band dari negara MIKTA yaitu (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, dan Australia), bersamaan dengan penampilan band tersebut di ajang Jarasum International Jazz Festival yang digelar dalam waktu yang bersamaan.
Kali kecil yang membelah kawasan ini, merupakan area yang menyegarkan setelah seharian beraktifitas. Konsep penyelenggaraannya dikelilingi gedung-gedung bertingkat barangkali menarik juga jika dilaksanakan di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya.
YK Samarinda akan segera menyelesaikan rekaman mereka sepulangnya dari Korea Selatan. Kita nantikan rekaman terbaru mereka.